Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelakar Jusuf Kalla soal Karier Politiknya yang Mentok Jadi Wapres

Kompas.com - 18/01/2019, 07:18 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla bercerita tentang bagaimana dirinya membangun karier politiknya dari bawah. Ia berseloroh perjalanan karier politiknya hanya mentok sebagai wakil presiden.

Hal itu ia sampaikan dalam pidatonya pada sesi diskusi bertema 'Indonesia and The World: Future Trajectory, Opportunity and Challenges' di Mandarin Oriental, Jakarta, Kamis (17/1/2019).

"Mula-mula anggota DPRD, DPR kemudian jadi menteri jadi menko (menteri koordinator), naik lagi sedikit jadi wapres, naik lagi sedikit, cuma tertahan di situ saja (sebagai wapres)," kata Kalla disambut gelak tawa peserta diskusi.

Baca juga: JK: Debat Selanjutnya Tak Perlu Banyak Bocoran Soal, Jangan seperti Bimbel

Dari pengalamannya, ia berpesan kepada generasi muda untuk berjuang membangun karier dari bawah. Sebab, sebelum terjun ke dunia politik dan bisnis, ia pun sempat aktif berorganisasi di kampus.

"Kita dapat maju baik secara berjenjang dengan teratur atau bisa secara politis dan saya memilih secara berjenjang teratur," katanya.

"Kita tidak perlu, kalau istilah Jawa-nya mungkin grasa-grusu. Saya kira itu penting bagaimana kita berproses dalam hidup," sambung Kalla.

Baca juga: Kalla: Kita Bersyukur Ribut Politik Cuma di Medsos, Tak Ada Benturan Fisik

Kalla juga menceritakan pengalamannya menangani berbagai konflik di daerah maupun luar negeri.

"Mula-mula mengatasi Poso, masalah kabupaten. Masalah Maluku itu masalah provinsi. Kemudian Aceh, itu masalah nasional. Sesudah itu juga menyelesaikan (konflik) Thailand selatan," kata Kalla.

Ia menekankan pentingnya pembelajaran secara bertahap dalam kehidupan. Sebab, hal itu akan mendorong individu untuk terus memperbaiki diri ke depannya.

"Itu semua suatu pelajaran bagi kita semua, bahwa sesuatu itu dapat kita laksanakan pembelajaran tahap demi tahap dan tentunya secara sistematis kita berprinsip perbaikan itu," katanya.

Kompas TV Debat panas antara kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden terus berlanjut. Keadaan makin sengit saat sesi mengenai tanya jawab soal korupsi. Saat Jokowi sedang menyampaikan paparannya, Prabowo mencoba untuk menginterupsi. Namun, moderator debat melarang. Setelahnya, dalam video tampak Prabowo berjoget dan Sandi memijatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com