Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sepakat dengan Prabowo soal Gaji Pejabat Tekan Korupsi, Jokowi Contohkan Dirinya

Kompas.com - 17/01/2019, 21:40 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Jessi Carina,
Rakhmat Nur Hakim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saling adu argumen soal cara menekan politik berbiaya tinggi dan korupsi.

Bagi Prabowo, yang terpenting adalah menyejahterakan lebih dulu seorang pejabat. Menurut dia, sangat tidak realistis saat seorang pejabat yang hanya memiliki gaji Rp 8 juta tetapi perlu berkampanye dengan biaya yang sangat besar.

Hal ini disampaikan Prabowo terkait ide Jokowi untuk mengubah pola rekrutmen di parpol dalam mencari calon-calon kepala daerah. Jokowi ingin agar ada pola rekrutmen yang terbuka dan berbasis pada kemampuan.

"Rekrutmen itu harus berbasis kepada kompetensi, bukan kepada finansial dan nepotisme. Oleh sebab itu, untuk pejabat birokrasi, rekrutmen harus sdilakuan transparan, sederhana, dengan standar jelas," kata dia.

Sementara untuk jabatan politik, kata Jokowi, perlu penyederhanaan sistem di dalam sistem kepartaian.

"Perubahan pola rekrutmen di parpol untuk mencari calon-calon kepala daerah," ucap dia.

Sementara Prabowo saat menanggapi ide Jokowi itu menilai titik persoalannya ada pada gaji seorang pejabat.

"Bagaimana bisa seorang gubernur gaji Rp 8 juta, kemudian dia kelola provinsi Jawa Tengah yang lebih besar dari Malaysia? Ini tidak realistis. Saya kira seorang kepaal pemerintah harus punya niat untuk memperbaiki ini supaya penghasilan pejabat publik cukup dan memotong semua kebutuhan kampanye," kata Prabowo.

Mendenga sanggahan Prabowo itu, Jokowi pun langsung mencontohkan pengalaman dirinya sendiri saat maju Pilkada DKI Jakarta. Menurut dia, pengalaman dia saat Pilgub DKI itu adalah bukti rekrutmen parpol yang baik dalam mencari kepala daerah.

"Contohnya saya sendiri saat menjadi walikota sangat kecil anggarannya. Saat pilgub DKI ke partai pun saya tidak keluarkan uang sama sekali, Pak Prabowo pun tahu itu, saya tidak keluarkan uang sama sekali," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com