Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Capres, Tempat Berkumpul Pendukung Akan Dipisah demi Keamanan

Kompas.com - 16/01/2019, 18:58 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Massa pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang hadir dalam debat perdana pilpres akan dipisahkan di dua tempat berbeda.

Langkah tersebut diambil Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara debat, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang mengganggu keamanan.

"Kita bermaksud untuk memisahkan pendukung 01 dan pendukung 02, agar dapat tercipta suasana yang kondusif, aman, tertib dan terhindarkan dari hal-hal yang tidak kita inginkan," kata Komisioner KPU Wahyu Setiawan di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (16/1/2019).

Baca juga: Prabowo-Sandiaga Lakukan Simulasi Debat di Hambalang

Wahyu menjelaskan, KPU telah berkoordinasi dengan pihak hotel tempat diselenggarakannya debat untuk menyiapkan dua tempat di luar arena debat yang diperuntukan bagi massa pendukung pasangan calon.

Akan disediakan layar lebar di dua tempat tersebut, sehingga, meskipun tak berada di arena debat, massa pendukung tetap dapat mengikuti jalannya debat.

Lantaran arena debat terbatas, KPU membatasi tamu undangan hanya 500 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 100 orang tamu undangan paslon nomor urut 01, 100 tamu undangan paslon nomor urut 02, dan 300 sisanya tamu undangan KPU.

Tamu undangan KPU di antaranya, para tokoh bangsa, tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, tokoh pemuda, budayawan, mahasiswa hingga pegiat.

Baca juga: Tim Pemenangan Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandi di Solo Gelar Nobar Debat Perdana

KPU juga mengundang mantan-mantan presiden, B. J. Habibie, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Termasuk, KPU juga mengundang seluruh mantan wakil presiden RI.

"Kami berharap Presiden ke-3, Presiden ke-5, presiden ke-6 dan semua mantan wakil presiden serta tamu undangan diberi kesehatan sehingga dapat menghadiri debat pertama bersama-sama dengan kita semua," ujar Wahyu.

Debat perdana Pilpres 2019 akan digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kamis, 17 Januari 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Tema yang diangkat adalah hukum, HAM, terorisme dan korupsi.

Peserta debat pertama yaitu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Debat perdana ini akan disiarkan oleh empat lembaga penyiaran, yaitu TVRI, RRI, KOMPAS TV, dan RTV. 

Kompas TV Persiapan terus dilakukan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno jelang debat pilpres dengan tema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme. Sandiaga Uno akan mendalami lagi topik-topik debat bersama para pakar dan penasehat, Rabu (16/1).<br /> <br /> Di sela-sela olahraga pagi, Sandiaga Uno pun menyatakan, dirinya dan Prabowo akan membawa gagasan besar terkait penegakan supremasi hukum, jaminan Hak Asasi Manusia, dan kesejahteraan.<br /> <br /> Sementara untuk tema korupsi, Sandi ingin menjabarkan pemikiran tentang cara pemerintah memberantas korupsi khususnya di bidang swasta.<br /> <br /> Sandi mengaku tidak menyiapkan strategi menyerang lawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com