JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengatakan, memimpin sebuah negara membutuhkan sosok yang berpengalaman.
Hal itu dikatakannya saat menghadiri deklarasi dukungan alumni sejumlah kampus negeri, di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (12/1/2019).
"Demi menjadi pemimpin, butuh pengalaman. Diperlukan pengalaman dalam memerintah. Apalagi sebuah negara yang besar seperti Indonesia ini. Ya jangan coba-coba dong," ujar Jokowi.
Ia kemudian menceritakan rekam jejaknya mulai menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden ke-7 RI.
Baca juga: Hadiri Deklarasi Dukungan dari Alumni Universitas Negeri, Jokowi Kayuh Sepeda Bambu
Saat menjadi Wali Kota Solo, Jokowi mengaku pusing di awal-awal pemerintahan. Sebab, dunia bisnis yang sebelumnya ia geluti sangat berbeda dengan dunia birokrasi dan pemerintahan.
"Saya banyak terkaget-kaget. Saya harus banyak belajar dan saya di awal-awal itu betul-betul pusing ya, karena memang belum memiliki pengalaman memerintah di pemerintahan," ujar Jokowi.
"Hampir 1,5 tahun prosesnya saya belajar, belajar, belajar, belajar, belajar, pagi siang malam. Karena berbeda sekali kita mengelola institusi bisnis dengan kita mengelola sebuah pemerintahan, meskipun dalam lingkup kecil sebuah kota," lanjut dia.
Jokowi baru dapat menjalankan birokrasi pemerintahan secara cepat pada tahun kedua.
Baca juga: Saat Ojek Online Curhat soal Tarif Per Kilometer kepada Jokowi...
Kerja cepat dan tepat itulah yang membuat Jokowi kembali terpilih pada periode kedua Pemilihan Wali Kota Solo. Jokowi meraup suara sebesar 91 persen.
Pengalaman ini menjadi bekal Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta pada 2012 hingga Presiden ke-7 RI pada 2014.
"Karena saya memiliki basic pengalaman di kota dan di provinsi, waktu masuk ke lingkup pengelolaan negara, manajemen negara, ya saya biasa-biasa saja karena sudah memiliki pengalaman itu," ujar Jokowi.
"Di sebuah kota saja, saya memerlukan 1,5 sampai 2 tahun untuk belajar. Apalagi belum punya pengalaman langsung mengelola negara? Butuh waktu berapa tahun, pertanyaan saya?" lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.