KOMPAS.com - Proses Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2018 menjadi salah satu sorotan masyarakat Indonesia, khususnya para pencari kerja yang tertarik mengisi sejumlah formasi di kementerian/lembaga/daerah.
Ketertarikan menjadi PNS masih digemari masyarakat Indonesia. Hingga tahun 2018, berdasarkan basis data Badan Kepegawaian Negara (BKN), saat ini jumlah PNS di seluruh Indonesia sebanyak lebih dari 4,5 juta atau naik 25 persen dari tahun 2006. Artinya, jumlah tersebut mencakup 1,7 persen populasi masyarakat di seluruh Indonesia.
Di sisi lain, hingga kini proses tahap rekrutmen CPNS masih berlangsung karena belum ada pengumuman hasil seleksi kompetensi bidang (SKB).
Baca juga: Kemenaker Umumkan Hasil Akhir CPNS, Ini Informasinya
Berdasarkan informasi dari Badan Kepagawian Negara (BKN), saat ini proses CPNS 2018 memasuki tahap rekonsiliasi data hasil integrasi nilai seleksi kompetensi dasar (SKD) dan SKB.
Namun, dalam prosesnya, terdapat sejumlah catatan menarik dari seleksi CPNS.
Rendahnya Tingkat Kelulusan
Kebutuhan CPNS mendesak di beberapa kementerian dan pemerintah daerah. Kendati demikian, biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk tes CPNS tak sebanding dengan tingkat kelulusan. Dari 1,7 juga CPNS yang dites, hanya 8 persen yang lulus dengan tingkat kelulusan terendah ada di wilayah timur, yakni hanya 9,51 persen peserta lolos SKD.
Hal itu menjadi permasalahan yang pelik bagi pemerintah dalam merekrut CPNS yang berkualitas. Tak pelak, kualitas angkata kerja Indonesia masih kalah jika dibandingkan Malaysia.
Baca juga: Hoaks Pekan Ini, Jebakan Oknum Polisi Saat Razia hingga Surat BKN soal CPNS
Data dari World Economic Forum dalam Global Human Capital Report 2017 memperlihatkan Indonesia berada di posisi ketujuh dari 10 negara ASEAN yang memotret soal human capital index (HCI).
Dengan skor indeks sebesar 62,19 itu, Indonesia di bawah posisi Brunei Darussalam (62,82). Bahkan, apabila dibandingkan dengan Malaysia (68,29) dan Singapura (73,28). Indonesia masih tertinggal.