Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan: Pengadaan Alutsista Akan Disesuaikan dengan Ancaman Nyata

Kompas.com - 27/12/2018, 19:46 WIB
Krisiandi

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) ke depan akan disesuaikan dengan ancaman nyata.

Ancaman nyata tersebut, kata Menhan, bukan perang terbuka antar-negara.

"Sejak awal saya sudah menyampaikan supaya alutsista disesuaikan dengan ancaman nyata," kata Ryamizard dalam konferensi pers laporan akhir tahun Kementerian Pertahanan di Jakarta, Kamis (27/12/2018), seperti dikutip Antara.

Ryamizard mengaku, sejak awal menjabat menteri, ia selalu menyampaikan bahwa perang terbuka yang melibatkan militer bukan ancaman nyata.

"Jika menjadi nyata, mengganggu keutuhan negara, baru kita perang," kata dia.

Baca juga: TNI Siapkan Personel dan Alutsista untuk Bantu Pengamanan Mudik

Menurut Ryamizard, ancaman yang benar-benar nyata saat ini adalah terorisme, bencana alam, pemberontakan, ancaman perbatasan, pencurian ikan, wabah penyakit, perang intelijen dan narkoba.

Oleh karena itu, lanjut dia, pengadaan alutsista akan disesuaikan dengan ancaman-ancaman tersebut.

"Kalau dulu masih saya sodorkan. Ke depan harus ada," ujar dia.

Dia mencontohkan dari sisi pertahanan menghadapi bencana, Indonesia harus memiliki alutsista mitigasi bencana alam, pencarian korban dan penyelamatan (SAR).

Baca juga: Pameran Alutsista TNI di Semarang Jadi Destinasi Wisata Dadakan

"Bagaimana bisa mengetahui potensi bencana alam, serta penanganan bencana. Misal, dengan pesawat, yang bisa mencapai titik bencana dalam hitungan jam sehingga korban jiwa bisa diminimalkan," ucapnya.

Kemudian dari sisi pertahanan terhadap wabah penyakit, Indonesia memiliki alat pendeteksi suhu tubuh manusia yang jumlahnya mencukupi, baik di pelabuhan dan bandar udara.

"Jadi masalah alutsista untuk ancaman nyata ke depan harus dilaksanakan," ujarnya, menegaskan.

Kompas TV Guna meningkatkan kemampuan tempur jarak pendek TNI Angkatan Darat dengan Tentara Singapura menggelar latihan bersama di Pusat Latihan Tempur Marinir, Situbondo, Jawa Timur dengan tajuk Indopura. Selain mengerahkan alutsista tentara dari 2 negara juga dilatih materi <em>Command Post Exercise</em> atau latihan posko dan <em>Field Training Exercise</em> atau latihan lapangan. Dalam latihan pos komando pasukan disimulasikan bertempur yang diikuti komandan staf dan prosedur komunikasi diantara para pejabat markas komando. Sedangkan dalam latihan lapangan menggunakan skenario rencana operasi yang melibatkan tim fungsional dan tim yang ada di lapangan seperti metode latihan drill teknis drill taktis dan drill tempur untuk menghancurkan lawan. Latihan yang digelar selama satu minggu ini ditutup langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat dengan hasil yang cukup memuaskan. Diharapkan kedepan dengan latihan bersama ini mampu meningkatkan kapasitas militer kedua negara dan mempererat hubungan bilateral.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara


Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com