PANDEGLANG, KOMPAS.com - Suasana kediaman calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin di Jalan Situbondo nomor 12 sudah ramai sejak setelah subuh pada Selasa (25/12/2018). Mobil-mobil diparkir berbaris di depan rumahnya. Orang keluar masuk rumah sambil membawa kardus dan karung.
Pagi itu, Ma'ruf beserta timnya akan berangkat ke Pandeglang, Banten untuk bertemu korban tsunami Selat Sunda. Sebagai orang Banten, kedatangan Ma'ruf kali ini memiliki kesan mendalam. Sebab, bencana terjadi di wilayah yang punya kedekatan batin terhadap dia.
"Kami merasa prihatin, merasa ikut bersedih. Mereka adalah keluarga kami karena itu kami akan ke sana supaya tidak hanya melihat dari jauh, kami juga ingin berbicara, berbincang, dan berbagi rasa," ujar Ma'ruf di depan rumahnya.
Ma'ruf membawa berbagai macam bantuan seperti beras, sarung, dan tenda. Dia juga dititipi obat-obatan dari perusahaan Kimia Farma untuk diberikan kepada para korban.
Baca juga: Gabungnya TGB ke Golkar Dinilai Akan Untungkan Jokowi-Maruf
Sekitar pukul 07.00 WIB, Ma'ruf berangkat ke Pandenglang dengan ditemani sang istri, Wury Estu Handayani. Tujuan pertama mereka adalah Rumah Sakit Umum Daerah Berkah Pandeglang.
RSUD tersebut memang menjadi salah satu tempat dirawatnya korban yang selamat. Sudah sekitar tiga hari sejak bencana datang. Wajah-wajah korban yang dijenguk Ma'ruf sudah lebih tenang.
Sambil menahan sakit, mereka menceritakan pengalaman pahit ketika air tsunami berada di depan mata mereka.
"Tiba-tiba saja mati lampu, pas saya buka pintu kira-kira air 6 meter ada di depan. Saya langsung terseret. Sampai akhirnya ada pagar, saya pegangan itu," ujar salah satu korban selamat, Rokim, kepada Ma'ruf.
Baca juga: Tidak Ada yang Mengira Erupsi Anak Krakatau Malam Itu Picu Tsunami
Ada sekitar 10 orang pasien yang dijenguk Ma'ruf. Di antara mereka, ada korban yang berasal dari Jakarta dan ada juga merupakan warga lokal.
Bertemu pengungsi
Setelah rumah sakit, Ma'ruf mengunjungi dua posko pengungsian. Posko pertama ada di Kantor Kelurahan Sukasari, Kecamatan Pulosari. Posko kedua ada di Masjid Jami Al Mu'amanah di Kampung Tenjolahan Timur, Jalan Raya Caringin.
Begitu Ma'ruf hadir, para pengungsi langsung mengeliling mantan Rais 'Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama itu. Mereka berebut mencium tangan dan meminta doa kepada Ma'ruf.
Pengungsi yang terdiri dari para ibu, bapak, dan anak-anak itu kemudian diajak duduk di sekitar Ma'ruf. Di hadapan mereka, Ma'ruf kemudian bertanya tentang kehidupan mereka selama di posko.
"Iya lagi ada musibah di mana-mana. Kita harus sabar. Mudah-mudahan Tuhan kasih balasannya. Jadi berapa lama di sini?" tanya Ma'ruf.
"Sudah 3 malam, Pak," jawab warga.