JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Indonesia sampai saat ini belum membuka penerimaan bantuan internasional untuk penanggulangan tsunami Selat Sunda.
Menurut Sutopo, hal ini dikarenakan belum ada instruksi dari Presiden. Ketentuan mengenai bantuan internasional diputuskan oleh Presiden selaku kepala negara.
Potensi nasional untuk penanganan tusnami di Selat Sunda, kata Sutopo, hingga saat ini masih mencukupi.
Baca juga: Pendistribusian Bantuan ke Korban Tsunami, Kemenhub Siapkan Jalur Udara dan Laut
"Sampai saat ini belum ada perintah dari Presiden untuk menerima bantuan internasional," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (25/12/2018).
Menurut Sutopo, sebenarnya, sudah ada tawaran bantuan dari Australia. Namun, selama belum ada perintah dari Presiden dalam hal pembukaan bantuan internasional, maka Indonesia belum akan menerima bantuan dari luar negeri.
"Ketika Bapak Presiden memerintahkan menerima, tentu kepada Menteri Luar Negeri akan berkoordinasi dengan BNPB untuk mengatur bagaimana mekanisme bantuan internasional," ujar Sutopo.
Akibat tsunami yang terjadi di wilayah Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018), BNPB mencatat, hingga Selasa (25/12/2018) pukul 13.00, jumlah korban meninggal dunia meningkat menjadi 429 orang.
Baca juga: Korban Meninggal Tsunami Selat Sunda Bertambah Jadi 429 Orang
Jumlah itu meliputi korban di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Serang, Pandeglang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus.
Selain korban meninggal, tercatat 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang. BNPB juga mencatat, ada 16.802 orang yang mengungsi di sejumlah daerah.
Sutopo mengatakan, jumlah tersebut masih sangat mungkin bertambah seiring dengan proses evakuasi yang masih terus dilakukan.