MAKASSAR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo ingin agar uang program dana desa berputar di desa, tidak malah kembali lagi ke kota-kota besar.
Oleh sebab itu, ia seringkali berpesan agar bahan material proyek dari dana desa dibeli di desa itu sendiri. Apabila tidak ada, maksimal dibeli di lingkup kecamatan.
Namun, Jokowi sering mendapati unsur desa tidak memahami maksud program tersebut.
"Banyak yang menyampaikan kepada saya, Pak semen di desa lebih mahal Rp 5.000," ujar Jokowi dalam acara Jambore Desa Evaluasi Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/12/2018).
Akhirnya, bahan material proyek dana desa tidak dibeli di desa itu sendiri atau desa tetangga, namun dibeli di kota-kota besar.
Menurut Jokowi, hal itu keliru. Uang dana desa seharusnya berputar di desa. Bukan malah kembali ke kota. Apalagi Jakarta.
"Saya jawab, enggak apa-apa kalau cuma beda Rp 5.000. Pokoknya dana desa, uangnya jangan keluar dari desa. Apalagi kembali ke Jakarta. Uang itu harus berputar di desa," ujar Jokowi.
Demikian pula soal tenaga kerja. Proyek yang dikerjakan menggunakan dana desa semestinya menggunakan tenaga kerja dari desa itu sendiri. Jangan merekrut tenaga kerja dari luar desa itu.
Apabila uang dana desa berputar di desa, kesejahteraan masyarakar di desa semakin meningkat.
"Contoh tukang ya, tenaga kerja. Kalau kita bayar gajinya setiap minggu. Dengan gaji itu, dia bisa beli sayur dan sayurnya itu dari orang-orang desa juga. Jadi, uangnya muter di desa saja," ujar dia.
"Akhirnya, kita ingin menurunkan kemiskinan yang ada di desa. Selama empat tahun kan sudah kelihatan. Kalau penggunaannya tepat, saya yakin penurunan kemiskinan akan semakin tajam sehingga kemiskinan akan hilang," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.