JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla tak mempermasalahkan bila oposisi menggunakan sejumlah isu seperti utang luar negeri untuk mengkritik pemerintah.
Menurut Kalla, hal itu wajar dilakukan oposisi apalagi di tahun politik. Ia menilai hal itu sebagai kampanye negatif yang wajar.
"Sekarang tahun politik, kalau menjelang pemilu tidak ada kritik itu bikan kampanye namanya. Dan itu penting. Negative campaign itu penting," kata Kalla dalam wawancara dengan Budiman Tanuredjo di acara Satu Meja The Forum yang tayang di Kompas TV, Rabu (19/12/2018).
Baca juga: Pemerintah Kerap Diserang dengan Isu Utang, Ini Tanggapan Wapres Kalla
Ia menilai negative campaign yang menggunakan isu apapun secara tak langsung juga menjadi pengingat bagi pemerintah agar tak salah langkah dalam membuat kebijakan.
Meski demikian, Kalla mengatakan, negara-negara lain saat ini memuji perekonomian Indonesia yang tetap tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.
Baca juga: Kelakar Wapres Kalla soal Jadi Suami Orang Minang
Pujian itu berdatangan dari negara-negara peserta pertemuan tahunan International Monetary Funf (IMF) dan Bank Dunia di Bali Oktober lalu serta saat ia menghadiri Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, September lalu.
"Memang pertemuan IMD dan Bank Dunia di Bali itu semua memuji Indonesia. Saya di New York bertemu dengan para tokoh juga memuji Indonesia. Tetap jalan (perekonomiannya) walaupun berada di garis menengah," ujar Kalla.
Baca juga: Sukses Gelar Asian Games, Kalla Optimistis Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade
"Tapi dalam negeri kami menerima apa adanya. Kami menjelaskan juga kalau ada sesuatu yang keliru. Itu tugas pemerintah memang untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat daripada apa yang diragukan," lanjut dia.