Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko Anggap Prabowo Tak Hargai Upaya Pemberantasan Korupsi

Kompas.com - 20/12/2018, 10:37 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tak menghargai upaya pemerintah dan penegak hukum dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Hal ini disampaikan Moeldoko menanggapi Prabowo yang pernah menyebut korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat.

Moeldoko menegaskan, pemerintah bersama Polri, Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan memberantas korupsi.

Misalnya, pemerintah telah menerapkan sistem e-tilang, e-samsat, e-budgeting, dan e-planning.

Baca juga: Di Singapura, Prabowo Sebut Korupsi di Indonesia seperti Kanker Stadium Empat

"Ini bisa mempersempit upaya untuk melakukan suap," kata Moeldoko saat memberi sambutan dalam seminar 'Diseminasi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi' di Jakarta, Kamis (20/12/2018).

Kepala Staf Presiden Moeldoko saat memberi sambutan dalam seminar Diseminasi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi di Jakarta, Kamis (20/12/2018). KOMPAS.com/Ihsanuddin Kepala Staf Presiden Moeldoko saat memberi sambutan dalam seminar Diseminasi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi di Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Moeldoko menambahkan, pemerintah juga sudah menerbitkan sejumlah peraturan terkait upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Misalnya, Peraturan Presiden No 54/2018 tentang strategi nasional pencegahan korupsi.

Selain itu, PP No 63/2018 tentang tata cara pelaksanaan peran serta masyarakat dan pemberian penghargaan karena membantu pemberantasan tindak pidana korupsi.

"Pemerintah juga tidak memberi toleransi pada koruptor yang melarikan uang korupsi ke luar negeri. Bapak Jokowi akan menandatangani legal asisstance dengan pemerintah Swiss untuk mengejar uang korupsi yang dilarikan kesana," kata dia.

Baca juga: Bantah Prabowo, Jokowi Tolak Anggapan Korupsi Indonesia seperti Kanker Stadium 4

Moeldoko mengatakan, berbagai upaya pemerintah itu saat ini sudah membuahkan hasil. London coruption studies, misalnya, menyebut Indonesia menjadi negara paling berkomitmen melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Selain itu, survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan, masyarakat yang menilai korupsi Indonesia meningkat kini jumlahnya menurun hingga 52 persen. Padahal pada 2016 angkanya masih 70 persen.

"Ini artinya yang bilang korupsi sudah stadium empat tidak menghargai upaya pemeritah Kejaksaan, Polisi, dan KPK untuk mencegah dan memberantas korupsi," kata Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf ini.

Baca juga: Coret Caleg Eks Koruptor Saja Prabowo Tak Bisa, Sekarang Sebut Korupsi Stadium 4

Pada akhir November lalu, Prabowo sempat menyebut korupsi di Indonesia layaknya kanker stadium empat.

Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat menghadiri "The World in 2019 Gala Dinner" yang diselenggarakan majalah The Economist di Hotel Grand Hyatt, Singapura.

Akibat maraknya korupsi, Prabowo mengatakan, angka kemiskinan rakyat Indonesia meningkat.

Sementara para elitenya justru hidup berkecukupan. Ia juga menyinggung soal rakyat yang mudah disuap untuk memilih calon tertentu dalam pemilu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com