Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Respons SBY, Wiranto Bilang Silakan Saja, Laporan yang Ada seperti Itu

Kompas.com - 18/12/2018, 10:00 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menegaskan, hasil investigasi kepolisian soal perusakan alat peraga kampanye Partai Demokrat di Pekanbaru sudah berdasarkan fakta.

Wiranto tak mempermasalahkan respons Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (KPK) yang memiliki pandangan yang berbeda mengenai kasus tersebut.

"Tidak apa-apa, tanggapan dari mana saja ya bebas, silakan saja. Tapi kan apa yang saya sampaikan betul-betul informasi dari Pak Kapolri. Setiap Senin kita kumpul dan laporan yang ada ya seperti itu, apa adanya," kata Wiranto di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (18/12/2018).

Baca juga: SBY Beda Pendapat dengan Wiranto soal Perusakan Atribut Demokrat

Ia menambahkan, hasil investigasi yang sudah disampaikan sama sekali bukan karangan. Sebab, laporan tersebut berasal dari temuan kepolisian yang sudah mengusut perusakan APK Partai Demokrat.

"Itu adalah sumber resmi ya dari Kapolri. Perusakan ini enggak boleh berkembang, makanya saya katakan itu oknum ya, oknum. Artinya, tidak ada perintah, tidak ada perencanaan," papar Wiranto.

Sebagai menteri, lanjutnya, tentu dirinya tidak akan sembarangan dalam melaporkan hasil penyelidikan kepolisian di lapangan. Apalagi, pengusutan kasus ini bertujuan agar tidak terulang lagi di kemudian hari untuk semua partai.

Baca juga: SBY Yakin Jokowi Tak Terlibat Perusakan Atribut Demokrat

 

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak sependapat dengan Wiranto soal perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru.

SBY meyakini, pelaku perusakan baliho dan poster Demokrat yang dipasang di sepanjang jalan utama Kota Pekanbaru itu bukanlah oknum dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ataupun Partai Demokrat.

"Maaf, saya punya pendapat yg berbeda dgn Pak Wiranto (pemerintah). Perbedaan pendapat ini bukan kejahatan. Ini hak warga negara," kicau SBY di akun twitter @SBYudhoyono, Senin (17/12/2018) malam.

Baca juga: Dituding Terlibat Perusakan Atribut Demokrat, Kapolda Riau Minta Andi Arief Hati-hati

SBY mengatakan, hasil investigasi Partai Demokrat menunjukkan hasil yang berbeda dari pernyataan Wiranto. Informasi dan kesaksian di lapangan yang didapatkan, baik PDI-P maupun Partai Demokrat bukanlah master-mind dan inisiator dari kasus perusakan atribut.

Kompas TV Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo menyatakan kasus perusakan atribut Partai Demokrat telah selesai. Pihak kepolisian telah menetapkan tiga orang tersangka terkait kasus ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com