Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Menyerang Dinilai Bikin Tren Elektabilitas Prabowo-Sandi Naik

Kompas.com - 14/12/2018, 20:44 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai strategi menyerang yang diterapkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, sukses menaikkan tren elektabilitas pasangan nomor urut 02 itu.

"Sebagai penantang dia cukup efektif menjalankan strategi menyerang petahana, bagaimana isu tempe, ekonomi, daya beli, dimainkan secara masif oleh pasangan Prabowo-Sandi," kata Ari saat merilis hasil perhitungan tersebut di kantor PARA Syndicate, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/12/2018).

Ari juga menilai strategi menyerang atau "menabuh genderang" yang dimainkan juga berhasil memancing lawan politiknya untuk bereaksi.

Baca juga: Menurut PARA Syndicate, Ini Penyebab Tren Elektabilitas Jokowi-Maruf Menurun

Hal itu tercermin dari istilah politisi "sontoloyo" dan politik "genderuwo", yang sempat dilontarkan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa Prabowo-Sandiaga diuntungkan dari akuisisi secara simbolis para tokoh agama.

"Utamanya terkait bagaimana bisa mengambil keuntungan elektoral akibat pembelahan sentimen agama," jelas dia.

Kemudian, retorika emosi dikatakan turut berhasil mendongkrak tren elektabilitas Prabowo-Sandiaga.

Dia berpendapat, isu seperti korupsi di Indonesia sudah stadium 4 yang dicetuskan Prabowo merupakan contoh bentuk retorika emosi, yang bertujuan untuk memecah preferensi rasional pemilih.

Faktor lainnya adalah keuntungan menjadi penantang petahana yaitu citra atau branding sebagai pembawa perubahan dari pemerintah yang berkuasa saat ini.

Terakhir, gaya kampanye Sandiaga yang rajin blusukan dinilai turut berkontribusi untuk mendulang suara bagi pasangan tersebut.

Sebelumnya, PARA Syndicate menganalisis 12 hasil survei terkait elektabilitas paslon dari lembaga survei yang dianggap kredibel.

Baca juga: PARA Syndicate: Tren Elektabilitas Jokowi-Maruf Menurun, Prabowo-Sandiaga Naik

Setelah mereka menarik regresi linear dari data-data tersebut, tren elektabilitas pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, menunjukkan penurunan.

Di sisi lain, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menunjukkan tren naik.

Seluruh survei yang dianalisis menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah responden sekitar 1.500 orang.

Hasil survei yang dipakai berasal dari lembaga-lembaga seperti, Alvara, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Y-Publica, Indikator, dan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC). Kemudian, Populi Center, Litbang Kompas, serta Median.

Kompas TV Calon wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan bahwa berdasarkan survei internal, pasangan Prabowo-Sandi berada di angka 40 persen. Ucapan Sandi ini juga terkait penjualan lagi sahamnya di PT Saratoga Investama Sedaya untuk biaya kampanye.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com