JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzili, menilai pengakuan mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) La Nyalla Mataliti menunjukan isu PKI memang sengaja dihembuskan.
Hal itu disampaikan Ace menanggapi pengakuan La Nyalla yang dulu pernah menyebarkan hoaks bahwa Presiden Joko Widodo anggota PKI.
"Saya kira isu yang selalu dihembuskan di akar rumput tentang PKI yang dialamatkan ke Pak Jokowi bukanlah isapan jempol. Pengakuan La Nyalla membuktikan bahwa isu itu akan terus dihembuskan. Padahal isu itu tidak benar sama sekali," kata Ace melalui pesan singkat, Kamis (13/12/2018).
Baca juga: Pernah Sebarkan Isu Jokowi PKI, Kini La Nyalla Keliling Redam Kabar Itu
Karena itu, Ace menilai, wajar bila Jokowi kerap mengklarifikasi hoaks yang menuding dia anggota PKI.
"Wajar jika Pak Jokowi selalu mengklarifikasi soal isu tersebut. Saya meyakini isu tersebut masih terus menerus dihembuskan oleh pihak-pihak takut kalah dalam Pilpres ini," lanjut dia.
La Nyalla sebelumnya mengaku, melakukan upaya untuk meredam isu keterkaitan Jokowi dengan PKI.
Baca juga: La Nyalla: Lupakan, Tidak Usah Ngomongin Prabowo Lagi...
La Nyalla mengatakan hal ini karena dirinya merupakan salah satu penyebar isu tersebut ketika masih mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2014.
"Saya sudah keliling, kita sudah keliling dengan saya memviralkan bahwa Pak Jokowi bukan PKI. Saya sudah minta maaf, dan saya mengakui bahwa saya yang sebarkan isu PKI itu, saya yang ngomong Pak Jokowi PKI, saya yang mengatakan Pak Jokowi itu agamanya enggak jelas, tapi saya sudah minta maaf," ujar La Nyalla di kediaman Ma'ruf Amin, Jalan Situbondo, Selasa (11/12/2018).
Ia mengaku sudah bertemu dengan Jokowi untuk meminta maaf. Dia mengaku nenyebarkan fitnah itu di Jawa Timur dan Madura. Dia bersyukur Jokowi mau memaafkannya.
Baca juga: Presiden: Akhir-akhir Ini Banyak Spanduk Jokowi PKI
La Nyalla kini menjadi salah satu mantan pendukung Prabowo yang berbalik mendukung Jokowi.
La Nyalla mengatakan statusnya yang merupakan oposisi pada saat itu membuatnya mengeluarkan fitnah-fitnah.
"Pada waktu itu wajar saya bilang begitu karena oposisi, oposisi kan apa saja dihajar lawannya. Karena sekarang saya bukan oposisi, saya harus tobat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.