Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin: 2018 Mengesankan, Tanpa Diduga Saya Dipilih Jadi Cawapres

Kompas.com - 12/12/2018, 10:22 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin bicara soal tahun 2018 yang akan segera berakhir. Ia merasa 2018 adalah tahun yang sangat berkesan.

"2018 tahun mengesankan, tanpa diduga saya dipilih jadi cawapres. Saya tidak merasa pantas jadi cawapres, ternyata dipilih," kata Ma'ruf saat berbincang santai dengan wartawan di kediamannya, di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Rabu (12/12/2018).

Nama Ma'ruf diumumkan di saat-saat terakhir oleh Presiden Joko Widodo sebagai cawapresnya. Sebelum pengumuman itu, nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD disebut-sebut sebagai calon kuat pendamping Jokowi.

Baca juga: Datangi Kediaman Maruf Amin, PCNU Tangsel Nyatakan Dukungan

Bahkan beberapa jam sebelum pengumuman, Mahfud mengaku kepada media bahwa ia lah yang dipilih sebagai cawapres oleh Jokowi. Kendati demikian, Jokowi akhirnya mengumumkan nama Ma'ruf.

Ma'ruf menganggap terpilihnya ia sebagai cawapres Jokowi sebagai sebuah kepercayaan. Tak hanya kepercayaan dari Jokowi, tapi juga dari partai politik pendukung hingga pengurus Nahdhatul Ulama.

Kendati demikian, Ma'ruf mengakui ia memendam sedikit kekecewaan setelah resmi menjadi cawapres bagi Jokowi. Sebab, ia harus mencopot jabatan sebagai Rais Aam PBNU.

"Tapi karena itu peraturan, karena itu keharusan, saya ini orang yang selalu taat pada aturan," ujarnya.

Baca juga: Maruf Amin: Januari Saya Akan Turun ke Daerah-daerah

Untungnya, lanjut Ma'ruf, ia tak harus mencopot jabatan sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebab, tak ada aturan yang mengharuskan itu.

Ia baru akan mundur sebagai ketua umum MUI apabila memang Pilpres dan telah resmi menjabat sebagai wakil presiden.

"Saya berharap 2019, saya bukan hanya jadi calon. Kalau 2018 kan masih calon. 2019 nanti wapres beneran gitu loh, enggak calon lagi," kata Ma'ruf.

Kompas TV Menanggapi soal isu PKI, tim kampanye nasional akan melakukan koordinasi hukum untuk menangkis berita bohong.<br /> <br /> Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi Maruf, Abdul Kadir Karding,menyebut isu hoaks PKI menggerus elektabilitas Jokowi sebesar 12 persen atau sekitar sembilan juta warga. Sementara, isu agama menurunkan elektabilitas sebesar 2 persen.<br /> <br /> Tim kampanye nasional meminta direktur hukum untuk mengorganisasikan langkah hukum, termasuk meminta kepolisian bertindak jika kampanye politik sudah masuk ke ranah pidana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com