Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Mundur oleh Fadli Zon, Ini Komentar Mendagri

Kompas.com - 12/12/2018, 07:43 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Dalam Negeri Thahjo Kumolo menilai tidak adil jika ia harus mundur karena kasus kartu tanda penduduk elektronik (E-KTP) yang tercecer dan diperjualbelikan.

Hal ini disampaikan Tjahjo menanggapi Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang mendesaknya mundur.

Tjahjo menegaskan bahwa kasus E-KTP yang diperjualbelikan dan dibuang baru-baru ini adalah murni tindakan kriminal. Kemendagri sudah melaporkan hal itu kepada polisi.

"Menurut saya tidak fair kalau pelaku kejahatan tindak pidana yang dilakukan orang lain yang secara sengaja, tapi kesalahannya ditimpakan kepada Kemendagri," kata Tjahjo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/2/2018).

Baca juga: Fadli Zon Minta Mendagri Buktikan Motif Politik di Balik Temuan Ribuan E-KTP

"Kalau itu kita biarkan, kejahatan dan tindak pidana terus terulang, sengaja dilakukan, lalu pejabat publik diminta tanggung jawab. Itu pendidikan politik yang tidak bagus," tambahnya.

Tjahjo mengatakan, jajaran kemendagri justru telah berusaha menyelamatkan proyek KTP elektronik yang semrawut karena ada masalah korupsi. Ketika ia baru menjabat sebagai menteri pada 2014, masalah E-KTP sudah ada.

"Secara perlahan dan pasti, jajaran Kemendagri khususnya dukcapil telah mampu mengurai masalahnya, mampu selesaikan masalah-masalah KTP," kata dia.

Salah satu indikatornya, perekaman E-KTP yang sebelumnya bermasalah kini sudah mencapai angka 97,3 persen.

Baca juga: Fadli Zon: Sebaiknya Tjahjo Kumolo Mundur, Tak Becus Urus E-KTP

Wakil Ketua DPR Fadli Zon sebelumnya meminta Tjahjo mundur dari jabatannya sebagai Mendagri karena dinilai tidak mampu menangani sejumlah persoalan mendasar terkait data kependudukan.

Fadli menyoroti kasus ditemukannya ribuan KTP elektronik (e-KTP) baru-baru ini di sejumlah wilayah. Ia juga mempermasalahkan 31 juta penduduk yang sudah melakukan perekaman e-KTP, tetapi belum masuk daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019.

"Saya kira Saudara Tjahjo Kumolo sebaiknya mengundurkan diri saja. Ini enggak becus mengurus masalah e-KTP, mengurus DPT, dan juga mengurus data-data kependudukan. Ini masalah-masalah dasar kok. Selama empat tahun ini ngapain aja?" ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Kompas TV Lebih dari 2000 KTP elektronik dibuang di kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur. Beberapa di antaranya diduga masih bisa digunakan untuk memilih pada pemilu mendatang. Sebelumnya Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil menuding ada yang sengaja membuang KTP elektronik di dalam karung. Tapi hingga kini belum diketahui motif maupun pelakunya. Apakah kejadian ini berpotensi berpengaruh terhadap penyelenggaraan Pemilu 2019? Simak penelusuran Jurnalis KompasTV, Prila Fita dan juru kamera Abdul Rajis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Nasional
PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

Nasional
Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Nasional
PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com