JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo membuktikan adanya motif politik di balik kasus ditemukannya ribuan KTP elektronik (e-KTP) di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur.
"Ya, mau pihak tertentu mau pihak mana, ya buktikan dong. Kalau kejadian berulang-ulang itu keledai saja enggak sampai dua kali masuk ke lubang. Ini berkali-kali berkarung-karung itu (e-KTP) tercecer di mana-mana," ujaf Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Pada Sabtu (8/12/2018), warga menemukam ribuan e-KTP yang berceceran di area persawahan, Jalan Karya Bakti III, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Baca juga: Fadli Zon: Sebaiknya Tjahjo Kumolo Mundur, Tak Becus Urus E-KTP
Setelah dicek, ribuan e-KTP tersebut milik warga Kelurahan Pondok Kelapa. E-KTP itu sudah tidak berlaku.
Pada Mei 2018 lalu, ribuan e-KTP juga tercecer di jalanan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penjelasan Kemendagri, seluruh e-KTP itu rusak.
Saat itu, ribuan e-KTP invalid tersebut terjatuh dari mobil ketika dibawa dari gudang penyimpanan sementara di Pasar Minggu ke Gudang Kemendagri di Semplak, Bogor.
Baca juga: Ribuan E-KTP Kembali Tercecer, Mendagri Curiga Ada Motif Politik
Fadli sepakat dengan munculnya wacana membentuk Panitia Khusus (Pansus) yang mulai terdengar dari sejumlah anggota Komisi II.
Pembentukan Pansus bertujuan menginvestigasi kasus tercecernya e-KTP.
"Saya kira bagus ya, masalah e-KTP ini tidak selesai-selesai dan harusnya ada suatu evaluasi," kata Fadli Zon.
Tjahjo sebelumnya mencurigai adanya motif politik di balik penemuan ribuan e-KTP di Pondok Kopi.
Baca juga: Mendagri Yakin Pembuang Sekarung E-KTP di Duren Sawit Orang Dalam
Pasalnya, tahun ini merupakan tahun politik. Banyak pihak-pihak yang menjadi lebih sensitif jelang pemilu 2019. Kasus penemuan ribuan e-KTP ini berpotensi menimbulkan kegaduhan.
Ia juga menduga pelaku yang membuang sekarung e-KTP tersebut adalah oknum jajarannya.
"Sekarang sedang diselidiki siapa yang buang di sawah, di Duren Sawit. Pasti orang dalam," kata Tjahjo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.