Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisa 4 Bulan Masa Kampanye, Jokowi-Ma’ruf Amin Turunkan "Pasukan Infanteri"

Kompas.com - 04/12/2018, 18:21 WIB
Reza Jurnaliston,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - 13 April 2019, hari terakhir masa kampanye Pemilu Presiden, tinggal 4 bulan lagi. Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan segera menurunkan "pasukan infanteri".

Juru Bicara TKN Arya Sinulingga mengatakan, "pasukan infanteri" itu adalah para calon anggota legislatif dari setiap parpol pengusung. Mereka akan melancarkan aksinya mulai Januari 2019.

“Kami punya 150 ribu caleg, sekarang masih pertempuran di udara. Sebentar lagi Januari infanteri akan turun,” tutur Arya di Posko Pemenangan Jokowi-Ma'ruf, di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/12/2018).

Baca juga: Tim Jokowi-Maruf Hormati Keputusan Bawaslu soal Dugaan Pelanggaran Kampanye di Reuni 212

“Kalau infanteri turun liat aja bagaimananya, 9 partai dari 15. Kabarnya PBB akan gabung kita begitu kata Pak Yusril (Ketua Umum PBB Yuzril Ihza Mahendra), berarti ada 10 partai yang turun. Bayangkan 10 partai turun infanteri,” sambung Arya.

Juru Bicara TKN Joko Widodo-Maruf Amin, Arya Sinulingga di Posko Pemenangan Jokowi-Maruf, di Menteng, Jakarta, Selasa (27/11/2018).KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Juru Bicara TKN Joko Widodo-Maruf Amin, Arya Sinulingga di Posko Pemenangan Jokowi-Maruf, di Menteng, Jakarta, Selasa (27/11/2018).

Arya mengatakan, "pasukan infanteri" itu diminta melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat.

Semua caleg harus turun ke masyarakat untuk mendengarkan aspirasi dan menyampaikan program kerja yang sudah dilaksanakan pemerintah, didukung dengan para relawan.

“Akan saling support nutupi apa yang tidak dimasuki oleh partai. Dia (relawan) akan dikombinasikan sebagai senjata-senjata yang berbeda. Kami rata-rata caleg adalah di teritorial udah pasti, relawan akan bermain di sektoral,” ujar Arya.

Baca juga: Tim Kampanye: Reuni 212 Berjalan Lancar Tak Lepas dari Andil Jokowi

Arya menambahkan, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin menerapkan micro targeting. Artinya, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mengandalkan para caleg dengan pendekatan door to door ke masyarakat.

Lebih lanjut, Arya mengatakan, masa kampanye pada Pilpres 2019 berbeda saat 2014 yang hanya 3 bulan. Sehingga, kata Arya, perlu siasat untuk mengatur masa kampanye yang relatif panjang itu.

“Ini maraton mau nggak mau stamina harus dijaga. Jangan nanti kencang nanti di ujungnya bingung. Kita sesuaikan saja. Kita ini pemain maraton bukan pelari sprint,” ujar Arya.

Kompas TV Ucapan Bahar Bin Smith terkait Presiden Jokoi menuai tanggapan sejumlah pihak, pihak yang tidak setuju menganggap Bahar telah melontarkan ujaran kebencian. Lantas apakah ceramah Bahar Bin Smith masuk kategori kritik atau menghina Presiden Jokowi? Kita ulas bersama dengan juru bicara tim kampanye nasional Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily dan wakil ketua dewankehormatan PAN, Drajad Wibowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com