JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang mengungkapkan, operasi tangkap tangan (OTT) yang digelar KPK belakangan ini cenderung meningkat.
Namun, di satu sisi, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia cenderung stagnan di angka 37.
"Indeks Persepsi Korupsi kita (tahun) kemarin tidak naik, stagnan di (skor) 37 padahal OTT-nya dua kali lipat tahun lalu," kata Saut dalam diskusi di Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi 2018 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Baca juga: Ketua KPK: Pertumbuhan Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tertinggi di Dunia
Dari hal itu, Saut menilai bahwa variabel peningkatan IPK di Indonesia tak cukup melalui penindakan kejahatan korupsi, melainkan juga penguatan pencegahan korupsi dalam berbagai aspek.
Saut pun menyinggung Sistem Integritas Partai Politik (SIPP) yang diusulkan KPK terhadap 16 parpol peserta Pemilu 2019.
Baca juga: Tahun Depan, KPK Targetkan Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Meningkat
Pasalnya, SIPP menjadi bagian kecil dari pencegahan korupsi secara luas yang perlu dilakukan secara berkesinambungan. Sebab, pencegahan tak hanya melibatkan parpol, melainkan juga seluruh pihak mulai dari pejabat hingga masyarakat.
"Kembali ke suistainability-nya, karena yang selalu diperdebatkan suistainablity kita, kita enggak selalu terus-terus. Oleh sebab itu, ketika kita rekomendasikan sejumlah hal-hal terkait itu, itu supaya menjadi lebih baik," ungkapnya.
"Kami punya kerinduan yang tiap hari (KPK) menerima pengaduan masyarakat yang kaitannya masalah integritas kita semua, ini (menyangkut) ekosistem. Ini kan jalan panjang," lanjut dia.