Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OSO Sebut Baru pada Pemerintahan Jokowi Apdesi Terdengar

Kompas.com - 29/11/2018, 14:02 WIB
Krisiandi

Editor

Sumber Antara

TANGERANG, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI Oesman Sapta Odang atau OSO mengatakan, baru pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) terdengar gaungnya.

Itu, kata OSO, karena Jokowi dan pemerintahannya berupaya untuk memperbaiki sistem dan manajemen desa.

"Apdesi ini sejak era Presiden Jokowi baru terdengar asosiasinya meledak," kata OSO, saat membuka Workshop Pemerintah Desa Seluruh Indonesia bertema "Membangun Indonesia dari Desa", di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten, Kamis (29/11/2018) seperti dilansir Antara.

OSO mengatakan, upaya pemerintah untuk membangun desa bisa terlihat dengan sejumlah program. Termasuk upaya untuk perbaikan sistem manajemen desa.  

"Presiden bekerja tidak untuk dikasihani, tetapi beliau mengabdi kepada masyarakat desa, dan dengan segala kekurangan yang ada di desa ingin diperbaiki sistem manajemennya," ujarnya pula.

OSO menegaskan, saat ini merupakan tahun kebangkitan desa, sehingga dirinya mengajak semua aparat desa di Indonesia untuk bangkit dan berjaya.

Baca juga: Presiden Jokowi Sebut Angka Kemiskinan di Desa Menurun

Dia mengatakan DPD sebagai utusan dari daerah ingin semua desa yang ada di Indonesia makmur. Jika desa makmur, lanjut Ketua Umum Partai Hanura ini, Indonesia juga akan sejahtera.

"Apabila desa makmur, baru ada Indonesia yang makmur. Bohong kalau Jakarta makmur Indonesia pasti makmur, Indonesia makmur bila desa-desa makmur," katanya lagi.

Workshop itu dihadiri ratusan peserta se-Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi). Selain itu hadir Wakil Ketua DPD sekaligus Ketua Dewan Pembina Apdesi Ahmad Muqawwam, dan anggota DPR Akbar Faisal.

Kompas TV Ribuan warga yang tergabung dalam masyarakat peduli limbah melakukan <em>long march</em> dari Nguter dengan membawa berbagai spanduk dan baliho yang isinya mengecam bau limbah pabrik RUM. Aksi ini merupakan yang kesekian kalinya setelah padaFebruari 2018 lalu Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya mengeluarkan surat keputusan pemberhentian operasional PT RUM selama 18 bulan dan warga terusik bau tidak sedap lagi. Akhir-akhir ini PT RUM diketahui melakukan ujicoba yang menyebabkan bau limbah muncul. Hal ini sangat mengganggu kesehatan warga. Warga menuntut kepada bupati agar PT RUM pengolah rayon yang berada di desa Plesan, Nguter, Sukoharjo itu sebaiknya ditutup saja selama bau belum bisa hilang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com