Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FSGI Ingatkan Guru Tak Pengaruhi Murid soal Pilihan Politik

Kompas.com - 25/11/2018, 20:21 WIB
Devina Halim,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pengawas Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menilai, guru selalu menjadi sasaran empuk para politisi dalam hal mendulang suara.

Retno menjelaskan, para politisi membidik guru karena kemampuan atau pengaruh yang ia miliki kepada orang lain.

"Guru masih masuk dalam pusaran politik, guru memang 3,2 juta orang, tapi suara guru itu didukung suara murid," ujar Retno saat konferensi pers di Gedung LBH, Jakarta Pusat, Minggu (25/11/2018).

"Jadi, guru-guru itu sebenarnya bisa langsung atau tidak langsung, di media massa, sehingga ini menjadi suara yang cukup strategis," sambung dia.

Baca juga: FSGI: Usulan Gaji Guru Rp 20 Juta Asal Bicara dan Tanpa Kalkulasi

Untuk menarik suara guru, para politisi mengumbar berbagai janji kampanye.

Ia mencontohkan soal gaji guru sebesar Rp 20 juta per bulan yang dilontarkan anggota salah satu pasangan calon presiden-calon wakil presiden.

Padahal, berdasarkan perhitungan FSGI, hal itu tidaklah rasional. Negara sekiranya harus menggelontorkan uang sebesar Rp 45 triliun per bulan untuk membayar gaji guru.

Baca juga: Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Hari Guru

Totalnya, dibutuhkan sekitar Rp 540 triliun untuk menggaji guru dalam satu tahun. Mereka pun mempertanyakan sumber dananya untuk membayar guru sebesar itu.

Selain itu, FSGI juga mempertanyakan guru dari golongan mana yang akan digaji dengan jumlah itu. Apakah guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), atau guru honorer, atau guru swasta.

Retno mengakui bahwa guru sebagai warga negara juga memiliki hak politk. Namun, FSGI mengimbau agar para guru, terutama di tingkat SMA, tidak mempublikasikan pilihan politiknya maupun membawanya ke lingkungan sekolah.

"Kita punya pilihan politik masing-masing, itu hak, tapi enggak perlu memengaruhi murid, karena yang bahaya ini guru sangat didengar oleh muridnya, jadi pilihan guru akan memengaruhi," terang dia.

FSGI juga meminta kepada para siswa untuk berani mengingatkan guru yang berkampanye di kelas.

Selain itu, murid juga diminta berani melaporkan hal itu kepada orangtua maupun pimpinan sekolah terkait pelanggaran etis tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com