SINGAPURA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyerukan agar Samudera Hindia dan Samudera Pasifik tetap dalam situasi aman dan damai. Demikian diungkapkan Presiden Jokowi pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-13 East Asia Summit (EAS) di Singapura, Kamis (16/11/2018).
"Kita perlu menjaga agar Samudera Hindia dan Samudera Pasifik tetap aman dan damai. Tak dijadikan ajang perebutan sumber daya alam, pertikaian wilayah, dan supremasi maritim," ujar Presiden Jokowi.
Lingkar Samudera Hindia dan Pasifik, menurut Jokowi, justru harus menjadi pusat jalur perdagangan yang berkontribusi bagi pengembangan ekonomi, baik kawasan atau dunia.
Baca juga: Di KTT ASEAN-Amerika Serikat, Jokowi Serukan Perdamaian di Palestina Melalui Two State Solution
Mewujudkan stabilitas pada area itu merupakan hal yang krusial. Sebab, tantangan pada dua samudera itu ke depan semakin kompleks.
Indonesia pun menawarkan konsep poros maritim bertajuk Indo-Pasifik sebagai solusi atas tantangan itu. Konsep itu sendiri ia kemukakan pertama kali pada pertemuan EAS tahun 2014 lalu. Indonesia memandang kedua samudera itu sebagai 'single feo-strategic theatre'.
Kerjasama Indo-Pasifik, lanjut Jokowi, dapat difokuskan kepada tiga bidang, yakni kerjasama dalam hal maritim, termasuk dalam menanggulangi kejahatan di laut, kerjasama konektivitas untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan kerjasama mewujudkan pembangunan berkelanjutan demi pencapaian target SDGs secara inklusif.
Baca juga: Kode dari Jokowi di Balik Istilah Sontoloyo dan Genderuwo
Presiden Jokowi menambahkan, tak perlu pembentukan institusi baru untuk mewujudkan konsep itu. Cukup penebalan kerjasama antara blok-blok kerjasama maritim dan ekonomi yang sudah ada saja.
Diketahui, ada sejumlah kerjasama yang sudah mapan terbangun di antara negara-negara di lingkaran Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, yakni One Belt Road, IORA yang telah menghasilkan 'Jakarta Declaration and Plan of Action', Our Ocean Conference (OCC) dan Indonesia-Africa Maritime Dialogue.
"Indonesia juga melakukan konsultasi dengan negara-negara mitra. Saya ingin menyampaikan apresiasi atas dukungan para mitra ASEAN yang menekankan sentralitas ASEAN, termasuk dalam hal pengembangan konsep Indo-Pasifik," ujar Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Kerja Sama ASEAN-Amerika Serikat Bukan Zero Sum Game, tapi Win-Win
Oleh sebab itu, pengembangan kerjasama Indo-Pasifik lebih menekankan atas prinsip kerja sama serta keterbukaan.
"Saya ulangi, kerjasama. Bukan rivalitas dan inklusivitas. Selain itu, dibutuhkan juga transparansi serta keterbukaan. Prinsip lainnya adalah penghormatan terhadap hukum internasional," ujar Jokowi.
Presiden Jokowi menyadari bahwa butuh waktu panjang sekaligus kepercayaan dari negara-negara di lingkar dua samudera itu untuk mewujudkan konsep Indo-Pasifik. Meski demikian, ia yakin 'trust' negara-negara di ASEAN merupakan modal yang cukup untuk membawa konsep ini ke negara-negara mitranya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.