JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid tidak setuju jika kicauan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di akun Twitter disebut sebagai ungkapan kemarahan.
"Siapa bilang Pak SBY marah? Menurut saya sih beliau enggak marah. Beliau hanya nge-twit dan tidak perlu disikapi itu adalah kemarahan beliau," ujar Hidayat di Kompleks Parlemen, Jumat (16/11/2018).
Hidayat berpendapat, SBY hanya mengingatkan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hal ini wajar karena SBY merupakan tokoh senior yang berpengalaman menjadi presiden 10 tahun.
"Beliau adalah sosok yang sangat senior, ketua partai juga, wajar kalau mengingatkan. Tidak usah dipahami bahwa itu adalah marah," kata Hidayat.
Baca juga: SBY Minta Gerindra Tak Memaksanya Kampanyekan Prabowo-Sandi
Sebelumnya, dalam akun Twitter resminya, SBY meminta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno fokus untuk memaparkan kebijakan dan programnya kepada masyarakat.
Awalnya, SBY menanggapi pernyataan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani. Muzani sempat menyebut bahwa SBY berjanji melakukan kampanye untuk Prabowo-Sandi, namun sampai saat ini hal tersebut belum dilakukan.
"Sebenarnya saya tak harus tanggapi pernyataan Sekjen Gerindra. Namun, karena nadanya tak baik & terus digoreng terpaksa saya respons *SBY*" tulis SBY.
Daripada menyalahkan pihak lain, SBY mengimbau Partai Gerindra untuk mawas diri. Sebab, mengeluarkan pernyataan politik sembrono justru akan merugikan.
Baca juga: SBY: Rakyat Ingin Dengar Kebijakan dan Program Prabowo-Sandi
SBY menegaskan, dalam pilpres, yang paling menentukan adalah sosok capres. Capres adalah "super star". Oleh karena itu, capres harus miliki narasi dan gaya kampanye yang tepat.
"Saat ini rakyat ingin dengar dari Capres apa solusi, kebijakan & program yang akan dijalankan untuk Indonesia 5 tahun ke depan *SBY*" sambung SBY.
"Kalau "jabaran visi-misi" itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua introspeksi *SBY*" tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.