Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Ketegangan Perdagangan 2 Kekuatan Ekonomi Mulai Berdampak

Kompas.com - 15/11/2018, 11:43 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Indonesia mendorong perundingan kerja sama ekonomi regional komprehensif atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) secepatnya diselesaikan.

Hal itu dikemukakan Presiden Joko Widodo sebagai koordinator perundingan di KTT RCEP sebagai bagian acara dari KTT ke-33 ASEAN di Singapura, Rabu (15/11/2018) kemarin.

Menurut Presiden Jokowi, situasi perdagangan dunia semakin tidak menentu. Salah satu penyebab, yakni ketegangan perdagangan antara dua kekuatan besar dunia, Amerika Serikat dan China.

"Beberapa ekonomi dunia kini mengalami pertumbuhan negatif. Ketegangan perdagangan antara dua ekonomi besar mulai menimbulkan dampak pada negara lain dan semakin banyak negara yang menempuh langkah pengamanan perdagangan, misal anti-dumping duties, countervailing duties dan safeguard," ujar Jokowi.

"Keadaan ini menegaskan pentingnya perundingan RCEP untuk diselesaikan segera. Sebagai koordinator perundingan RCEP, saya menilai bahwa kita berada pada 'the point no return'. Apa yang telah dicapai saat ini harus dijadikan modal untuk menyelesaikan perundingan RCEP agar manfaat integrasi ekonomi dapat dirasakan 3,4 miliar masyarakat kita," lanjut dia.

Perundingan RCEP sendiri berupaya mengintegrasikan 10 negara anggota ASEAN dengan enam negara mitra, yakni India, China, Korea Selatan, Jepang, Australia dan Selandia Baru dalam sebuah skema perdagangan bebas.

Saat ini, Presiden Jokowi melaporkan, perundingan baru membahas dan menyepakati 8 bab dari 21 bab perjanjian di RCEP. Sisanya akan dibahas pada 2019 mendatang.

Jokowi mengakui memang perbedaan tingkat pembangunan dan kesiapan ekonomi masing-masing negara peserta melatarbelakangi pandangan sehingga menyulitkan tercapainya satu suara di dalam perundingan RCEP.

Baca juga: Berita Populer: Perang Dagang adalah Hal Paling Bodoh di Dunia

Oleh sebab itu, demi memudahkan penyelesaian perundingan bab selanjutnya, Presiden Jokowi pun mengusulkan agar ditetapkan pedoman yang dirangkum dalam empat kata kunci, yakni fleksibilitas, rekalibrasi ambisi, disiplin dan kongkret.

"Fleksibilitas untuk mencapai konvergensi. Rekalibrasi ambisi untuk mengakomodasi sensitivitas. Disiplin untuk mencapai target yang ditentukan. Kerja sama yang kongkret dan sikap konstruktir ini untuk menemukan solusi atas perbedaan yang ada," lanjut Jokowi.

Demi percepatan penyelesaian perundingan RCEP, Presiden Jokowi juga mengusulkan agar dalam KTT ke-33 ASEAN ini menentukan batas waktu penyelesaian perundingan, yakni tahun 2019.

"Saya mengusulkan forum ini memperbaharui mandat bagi para menteri untuk menuntaskan tahap perundingan ini tahun depan, tanpa penundaan lagi," lanjut Jokowi.

Kompas TV Rabu (14/11) pagi ini, para pemimpin negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN, bertemu dengan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.<br /> Dalam jamuan informal, Perdana Menteri Australia menemui para pemimpin ASEAN, termasuk Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Pertemuan ini terjadi di tengah perbincangan soal kemitraan ekonomi komprehensif regional, yang melibatkan negara-negara anggota ASEAN dan 6 negara asia pasifik lainnya, termasuk Australia. Alotnya pembahasan perjanjian perdagangan bebas ini membuat banyak yang pesimistis, negosiasi bakal rampung akhir tahun ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com