Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedua Paslon Dinilai Gunakan Politik Identitas untuk Raih Suara

Kompas.com - 15/11/2018, 06:58 WIB
Christoforus Ristianto,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politik identitas dinilai akan menjadi isu yang terus digaungkan oleh kedua pasangan calon (paslon) calon presiden dan wakil presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Sebab, isu tersebut dianggap efektif guna meraih suara masyarakat melalui media sosial.

"Dugaan saya karena efektif, mudah viral, dan mendapatkan suara. Politik identitas adalah yang paling mudah dan akan terus dilakukan paslon selama kampanye," kata analisis media sosial Ismail Fahmi saat seminar nasional bertema "Panas di Medsos, Dingin di Kotak Suara" pada Perayaan HUT ke -19 The Habibie Center di Jakarta, Rabu (14/11/2018).

Ismail menambahkan, isu tersebut digunakan ditengarai adanya pemilih yang menyukai identitas personal dari salah satu paslon. Tak pelak, politik identitas disuguhkan di media sosial dengan tujuan menjaga suara dan mendapatkan suara baru. 

Baca juga: Kedua Paslon Dinilai Belum Berkontestasi Melalui Gagasan

Pengelompokan suara, lanjut Ismail, paling mudah lewat politik identitas dengan isu agama, ideologi, dan nasionalisme. Jika tidak memiliki identitas, maka paslon akan susah mendapatkan suara.

"Indikatornya apakah gagasan yang dilontarkan di media sosial itu viral atau tidak. Efektivitas itu tercapai ketika menjadi trending," ujarnya.

Ismail menjelaskan, berdasarkan analisis di media sosial, kedua paslon sama-sama menggunakan politik identitas guna mengumpulkan suara.

Capres Joko Widodo (Jokowi) contohnya, memilih Ma'ruf Amin agar masyarakat menilai bahwa dirinya pro dengan agama Islam. Hal itu dilatari dengan adanya isu yang menyatakan Jokowi anti-Islam.

Sementara capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, seperti diungkapkan Ismail, tetap menggunakan politik identitas dengan merepresentasikan seorang yang berlatar militer dan ketegasan.

"Kemudian Sandiaga Uno menggunakan idenditas milenial, meskipun beberapa kali dengan identitas sebagai seorang santri," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com