JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Priyo Budi Santoso, menilai, pernyataan Presiden Joko Widodo soal "politik genderuwo" cenderung reaktif dan berlebihan dalam menanggapi kritik dari berbagai pihak.
Dalam sambutannya pada peringatan HUT Ke-4 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Indonesian Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (11/11/2018) malam, Presiden Jokowi kembali menyinggung soal politik genderuwo yang menyebarkan ketakutan kepada generasi muda.
"Itu terlalu reaktif. Mungkin ini ekspresi rasa khawatir yang berlebihan terhadap kritikan berbagai komponen masyarakat atas situasi sosial dan ekonomi akhir-akhir ini," ujar Priyo saat dihubungi, Senin (12/11/2018).
Baca juga: Sudirman Said: Waspada Genderuwo Ekonomi, Tak Tampak tapi Nakutin
Menurut Priyo, Presiden Jokowi keliru jika menuduh kritik tajam sebagai propaganda atau bentuk pesimisme.
Sementara banyak pihak yang melihat terpuruknya perekonomian Indonesia sebagai sebuah fakta.
Seharusnya, menurut dia, pemerintah menerima segala bentuk kritik dengan lapang dada dan berupaya memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat saat ini.
"Kritikan adalah hal lumrah dan bisa terjadi di tahun politik maupun bukan tahun politik. Kritik bukanlah gendruwo yang menakutkan. Mestinya diterima lapang dada untuk perbaikan," kata Sekjen Partai Berkarya itu.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi menyebut ada pihak-pihak di dalam negeri yang berusaha menakut-nakuti anak muda bangsa.
Baca juga: Soal Politik Genderuwo, Ini Tanggapan Sekjen Demokrat
Padahal, bangsa lain saat ini takut terhadap Indonesia, khususnya terhadap anak muda Indonesia, lantaran anak muda membawa banyak perubahan yang progresif.
Jokowi mengatakan, rakyat harus waspada terhadap pihak-pihak yang gemar menakut-nakuti itu.
Presiden mengatakan, tindakan menakut-nakuti itu tidak bisa dibenarkan.
Sebab, hal itu akan membunuh keberanian dan kreativitas rakyat. Indonesia, kata Jokowi, membutuhkan narasi dan suasana kepemimpinan yang membangun optimisme.
"Yang harus diwaspadai adalah ada dari dalam negeri yang menakut-nakuti anak muda kita sendiri. Ada yang menakut-nakuti rakyat kita sendiri," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya di acara peringatan HUT Ke-4 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Indonesian Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Minggu (11/11/2018) malam.
"Yang kita butuh narasi suasana kepemipinan yang membangun optimisme, bukan politik genderuwo yang menyebarkan ketakutan," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.