Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Diminta Perkuat Pemberantasan Korupsi di Sektor Sumber Daya Alam

Kompas.com - 11/11/2018, 14:47 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kampanye Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Melky Nahar berharap, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meningkatkan pemberantasan korupsi di sektor tata kelola sumber daya alam (SDA), khususnya pertambangan.

Selama ini, kata Melky, KPK cenderung fokus pada dugaan korupsi yang melibatkan penyelenggara negara dan korporasi.

"Problemnya selama ini, pencegahan dan pemberantasan korupsi di bawah Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam yang salah satunya diinisiasi KPK itu basisnya masih administratif, terkait dengan CnC (sertifikasi clean and clear) misalnya," kata Melky dalam diskusi bertajuk Korupsi Sektor Tambang dan Nasib Ruang Hidup Warga, di Jakarta, Minggu (11/11/2018).

Menurut Melky, KPK harus lebih gencar menelusuri dugaan praktik korupsi di sektor SDA yang dilakukan korporasi, oknum penegak hukum, hingga pengambil kebijakan di level pemerintah provinsi dan pusat.

Ia mengatakan, KPK bisa mengandalkan laporan-laporan dugaan korupsi di sektor SDA yang sudah disampaikan oleh masyarakat sipil di daerah.

"Karena bagi kami, kalau misalkan KPK hanya fokus ke administratif saja, untuk konteks pencegahan misalnya, bagi kami ini tidak cukup. Karena problem kita hari ini, hukum itu pun selalu saja dikangkangi," kata Melky.

"Salah satu buktinya apa yang terjadi di Pulau Bangka yang notabene izin sudah dicabut. Tapi ternyata kemudian perusahaan masih ngotot ke kementerian untuk bisa berjalan. Dan ini fakta di lapangan yang kita temukan," ujar dia.

Melky mengatakan, KPK merupakan satu-satunya lembaga yang masih bisa diharapkan publik untuk pemberantasan korupsi di sektor SDA.

Sementara, kepolisian dan kejaksaan dinilainya saat ini cenderung tak bisa diharapkan.

"KPK punya wewenang yang cukup besar. Hanya kemudian dimaanfaatkan kewenangannya ini untuk kemudian fokus memberantas korupsi bidang SDA terhadap korporasi dan terutama para pejabat publik, baik itu dari tingkat kabupaten, provinsi sampai pemerintah pusat," ujar Melky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com