Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Inggris Rela Berperang Melawan Indonesia di Surabaya?

Kompas.com - 10/11/2018, 09:10 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Pada akhir Oktober 1945, pasukan Inggris dari Divisi India ke-23 mencoba melucuti senjata tentara Jepang di Indonesia. Saat itu, senjata tentara Jepang juga sudah dikuasai rakyat Indonesia sehingga timbul perlawanan.

Di Surabaya, misalnya, terjadilah pertempuran besar yang bahkan menyebabkan tewasnya Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby.

Tewasnya perwira muda Inggris itu menimbulkan kemarahan Inggris, yang kemudian mendatangkan pasukan India Divisi ke-5.

Pihak Inggris tak terima jenderalnya terbunuh dalam tragedi tersebut dan memberikan ultimatum kepada warga Indonesia. Imbasnya, terjadilah pertempuran hingga lebih dari tiga minggu antara pihak Inggris dengan warga Surabaya.

Sebelumnya, pihak Belanda sendiri banyak mengecam tindakan Inggris. Mereka beranggapan bahwa Inggris tak usah mengusahakan seluruh kemampuannya untuk menjamin kembalinya pemerintahan Belanda di Indonesia.

Sampai saat ini masih ada segelintir orang Belanda yang menyalahkan Inggris atas lepasnya bekas negara jajahannya yang kaya tersebut.

Kenapa Inggris terlibat pertempuran?

Selama Perang Dunia II, Inggris memiliki pandangan bahwa negara-negara Eropa masih memiliki hak untuk kembali menguasai jajahannya, terutama di Asia dan Afrika. Dalam hal ini, pihak Sekutu merasa berhak atas jajahan yang sebelumnya dikuasai Jerman, Italia, atau Jepang.

Indonesia yang merupakan bekas jajahan Belanda pun dianggap bisa dikembalikan ke tangan Belanda setelah Perang Dunia II usai.

Buku Gelora Api Revolusi Sebuah Antologi Sejarah (1986) suntingan Colin Wild dan Peter Carey menyebutkan bahwa pada 1945, London dan Washington sepakat memberikan daerah Hindia Belanda (Indonesia) ke dalam jajaran wilayah komando Mountbatten yang menguasai beberapa wilayah di Asia Tenggara.

Baca juga: 9 November 1945, Ultimatum Sekutu Picu Pertempuran Dahsyat di Surabaya

Sebenarnya, usul itu bukan berasal dari Inggris, namun dari Kepala Staf Amerika. Dengan rasa enggan, Inggris menyetujui usul itu dan memasukkan Indonesia dalam komando Mountbatten.

Tugas berat dipikul pihak Inggris yang harus memasukkan Indonesia dengan wilayahnya yang luas ke dalam jangkauannya. Akibatnya, pasukan yang datang ke Indonesia diberangkatkan secara bertahap.

Langkah pertamanya adalah melucuti senjata Jepang, menyelamatkan tentara Sekutu yang ditawan, dan mempersiapkan penyerahan pemerintahan kepada Belanda yang petugas sipilnya (NICA) datang bersama tentara Inggris.

Banyak anggapan dari pihak Inggris dan Belanda yang menganggap kembalinya Indonesia ke dalam pemerintahan Belanda dapat terlaksana dengan mudah dan tenang. Namun, hasilnya di luar dugaan, penduduk Indonesia yang sadar akan kemerdekaan tak mau lagi merasakan penjajahan.

Kendala internal

60 Tahun Indonesia Merdeka Dalam Foto
Surabaya, November 1945.Pasukan anti-udara Tentara Keamanan Rakyat bersiaga dalam pertempuran melawan tentara Inggris. Veteran Perang Surabaya, Suharyo Hario Kecik Padmodiwiryo, mengenang: Meriam penangkis serangan udara, meriam lapangan, meriam berat pantai, dan mitraliur antipesawat kaliber 2 cm ditangani oleh bekas Heiho (prajurit pembantu Jepang) yang tahu cara menggunakannya dan para pemuda. Meskipun demikian, lapangan terbang Morokrembangan sedikit banyak bisa kami ganggu. Anak-anak bagian meriam dicela karena tidak 
mampu mengenai sasaran di pelabuhan. Tembakan mereka kebacut (terlewat) hingga mengenai daerah pertahanan PRI kota Kamal di Pulau Madura. Dalam keadaan perang pun kebiasaan bergurau dan berolok-olok dari arek Suroboyo tetap saja hidupIpphos 60 Tahun Indonesia Merdeka Dalam Foto Surabaya, November 1945.Pasukan anti-udara Tentara Keamanan Rakyat bersiaga dalam pertempuran melawan tentara Inggris. Veteran Perang Surabaya, Suharyo Hario Kecik Padmodiwiryo, mengenang: Meriam penangkis serangan udara, meriam lapangan, meriam berat pantai, dan mitraliur antipesawat kaliber 2 cm ditangani oleh bekas Heiho (prajurit pembantu Jepang) yang tahu cara menggunakannya dan para pemuda. Meskipun demikian, lapangan terbang Morokrembangan sedikit banyak bisa kami ganggu. Anak-anak bagian meriam dicela karena tidak mampu mengenai sasaran di pelabuhan. Tembakan mereka kebacut (terlewat) hingga mengenai daerah pertahanan PRI kota Kamal di Pulau Madura. Dalam keadaan perang pun kebiasaan bergurau dan berolok-olok dari arek Suroboyo tetap saja hidup

Selain perjuangan dari berbagai elemen penduduk Indonesia, pergolakan juga berasal dari kalangan internal pasukan Mountbatten.

Kebanyakan pasukan yang didatangkan Inggris merupakan orang-orang India.

Orang India secara tak langsung menolak menindas orang Indonesia karena mempunyai rasa simpati sesama orang Asia. Beberapa dari mereka bahkan ikut berjuang dan bergabung dengan Indonesia melawan pihak Sekutu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi: UU Kesehatan Direvisi Untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Jokowi: UU Kesehatan Direvisi Untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Nasional
Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Nasional
Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Nasional
KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

Nasional
Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

Nasional
Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Nasional
Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Nasional
Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

Nasional
 Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

Nasional
Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

Nasional
Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

Nasional
Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

Nasional
Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

Nasional
Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com