Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

29 Tahun Setelah Diruntuhkan, Ini 5 Fakta Menarik Tembok Berlin

Kompas.com - 09/11/2018, 18:18 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah Perang Dunia II selesai, Perjanjian Potsdam membagi wilayah Jerman menjadi empat wilayah. Saat itu, masing-masing wilayah dikuasai Amerika Serikat, Britania Raya, Perancis, dan Uni Soviet.

Berdasarkan perjanjian ini, pihak Sekutu mempunyai kewenangan untuk menduduki militer dan pembangunan kembali pasca-Perang Dunia II. Sebagai ibu kota, Berlin masuk dalam kekuasaan Soviet.

Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin mempunyai misi tersendiri untuk menggabungkan beberapa negara ke Blok Timur yang meliputi Polandia, Hungaria, Cekoslowakia, dan wilayah Jerman yang dikuasai Uni Soviet.

Suhu politik yang memanas mengakibatkan kubu Jerman Timur memulai penyegelan dari semua akses antara Berlin Timur dan Barat.

Para tentara meletakkan kawat berduri sepanjang 160 kilometer di perbatasan Berlin Timur. Kawat itu segera diganti dengan dinding beton setinggi enam meter

Selama 28 tahun tembok itu membatasi ruang gerak Jerman, hingga pada 9 November 1989 akhirnya massa Jerman Timur dan Barat berkumpul di Tembok Berlin. Mereka memanjat dan membongkarnya.

Berikut sejumlah fakta menarik mengenai tembok itu:

1. Memiliki dua dinding

Total panjang dari tembok ini adalah 160 kilometer yang membentang di Berlin Timur. Uniknya pada bagian 40 kilometer temboknya dilapisi dua dinding yang berisi beberapa pengawas, anjing penjaga, lampu sorot dan senapan.

Bagian ini merupakan sentral dari setiap kegiatan dan penjagaan dari tembok untuk menjaga orang tidak keluar masuk dinding.

2. Lebih dari 100 orang tewas

Pusat Penelitian Sejarah di Potsdam serta Pusat Dokumentasi dan Memorial Wall Berlin melaporkan bahwa setidaknya 138 orang ditembak mati ketika berusaha melewati tembok ini.

Mereka merasa tak betah hidup di Jerman Timur dan mencoba pindah ke Jerman Barat. Namun, penjagaan ketat di perbatasan melarang mereka pindah. Ada yang bunuh diri karena gagal melewati tembok berlin.

Peneliti lain menempatkan korban tewas lebih tinggi. Korban pertama adalah Ida Siekmann, yang meninggal pada 22 Agustus 1961. Dia mencoba melompat ke jalan Berlin Barat di bawah jendela apartemen Berlin Timur di lantai empat.

Kematian terakhir terjadi pada Maret 1989 ketika seorang pemuda Jerman Timur mencoba untuk terbang di atas dinding dalam balon udara menabrak jaringan listrik.

3. Lebih dari 5.000 orang lolos

Pembelot pertama yang melarikan diri melintasi Tembok Berlin adalah penjaga perbatasan Jerman Timur berusia 19 tahun, Corporal Conrad Schumann.

Namanya diabadikan dalam film, saat dia melompati gulungan kawat berduri sepanjang 3 kaki hanya dua hari setelah Jerman Timur menyegel berbatasan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com