Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT: Sensor AOA Lion Air JT 610 Rusak

Kompas.com - 07/11/2018, 23:44 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.COM — Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan, analisis terhadap flight data recorder (FDR) menunjukkan bahwa terdapat kerusakan penunjuk kecepatan (air speed indicator) pada empat penerbangan terakhir Lion Air JT-610. 

Pesawat registrasi PK-LQP ini dinyatakan jatuh di perairan Karawang pada Senin (29/10/2018). 

Menurut invesitigasi KNKT, pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta, tercatat adanya perbedaan angle of attack (AOA) atau indikator penunjuk sikap pesawat terhadap arah aliran udara.

Ia menambahkan, sebelumnya tercatat ada perbedaan sensor AOA pada pilot dan kopilot. Akibatnya, penunjuk kecepatan di pesawat menjadi tidak akurat.

"Pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta muncul perbedaan penunjukan AOA, yang mana AOA sebelah kiri berbeda atau lebih 20 derajat dibanding sebelah kanan," ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di gedung KNKT, Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Baca juga: KNKT Minta Boeing Tinjau Ulang Pesawat 737 Max Terbaru

Kini, sensor AOA yang telah dilepas itu sudah dibawa ke kantor KNKT untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan di pabrik produsen komponen tersebut di Chicago, Amerika Serikat.

Sementara itu, Kepala Subkomite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengungkapkan, kerusakan AOA ini merupakan salah satu masalah yang muncul di kokpit. Ini menjadi alasan pendorong KNKT untuk segera menemukan cockpit voice recorder (CVR) pesawat Boeing 737 MAX 8 tersebut.

"Kita butuh mendengarkan diskusi mereka apa, bagaimana mereka mengambil keputusan dan bagaimana koordinasi kokpit. Ini yang sangat kita butuhkan dari CVR untuk ditemukan," paparnya.

Terkait strategi pencarian CVR Lion Air, seperti diungkapan Nurcahyo, KNKT tetap menggunakan pinger dan mengerahkan penyelam secara manual untuk menggali lumpur yang menimbun CVR.

Namun, karena kemungkinan tertimbun lumpur yang cukup dalam, sinyal "ping" yang didapat sangat lemah.

Baca juga: Hari Kesepuluh Pencarian Lion Air JT 610, Penyelam TNI AL Temukan Serpihan Kecil

Adapun upaya menggali menggunakan alat pengeruk, menurutnya, dinilai berisiko lantaran banyaknya pipa di area tersebut.

"Maka, kita mendatangkan kapal untuk menyedot lumpur," imbuhnya.

Kapal tersebut didatangkan dan sejak siang hari ini telah diberangkatkan dari Balikpapan. Kapal diperkirakan tiba di lokasi pada hari tiga hari mendatang.

"Prosedurnya nanti area yang sudah kuat sinyal 'ping'-nya akan kita sedot dan pindahkan, kalau sudah berkurang lumpurnya maka kita akan mencari CVR di situ," ujarnya.

Adapun selain CVR, KNKT kini juga berusaha mencari tahu letak komponen lainnya yang terpasang di pesawat seperti sensor AOA.

Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10/2018).

Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten. Sedianya, pesawat itu mendarat di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB.

Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat.

Kompas TV Update apa yang telah dilakukan terkait kecelakaan jt-610 Ram Check sudah dilakukan dan berlangsung baik ada dan tidak adanya kejadian kecelakaan. namun setelah adanya kejadian Ram Check lebih diintensifkan lagi. Dalam tujuh hari terakhir Ram Chek dilakukan pada 117 pesawat di 10 bandar udara. Dengan rincian 1 pesawat 737-300, 2 pesawat 737-500, 57 pesawat 737-NG, 11 pesawat 737-max, 11 pesawat ATA 72, dan 8 pesawat Airbus 320.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com