Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN: Justru Elektabilitas Kami Turun jika Dukung Pak Jokowi

Kompas.com - 24/10/2018, 09:39 WIB
Kristian Erdianto,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto tak sepakat jika pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya memberikan keuntungan elektoral bagi Partai Gerindra pada Pemilu 2019.

Menurut Yandri, dukungan terhadap pasangan Prabowo-Sandiaga justru memberikan dampak yang positif terhadap PAN.

"Kalau saya merasakan, justru kami yang mendukung Prabowo-Sandi itu bagi PAN sangat positif. (Ada coattail effect) sangat positif," ujar Yandri saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Yandri mengatakan, situasi sebaliknya akan terjadi jika pada Pilpres 2019 PAN memberikan dukungan terhadap pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Elektabilitas PAN akan menurun, sebab konstituen di akar rumput tidak menginginkan Presiden Jokowi kembali memimpin untuk kedua kalinya.

Baca juga: Jokowi Vs Prabowo di Pemilu 2019, PDI-P dan Gerindra Paling Untung Secara Elektoral

Yandri memastikan partainya akan maksimal mengampanyekan pasangan Prabowo-Sandiaga.

"Justru kalau PAN kemarin itu mendukung Pak Jokowi itu repot bagi PAN karena di akar rumput kami memang setelah disurvei beberapa kali, pertemuan tingkat provinsi, kabupaten/kota dengan para caleg, ya hampir semua maunya tidak ke Jokowi," kata Yandri.

Survei yang dilakukan Litbang Kompas pada 24 September-5 Oktober 2018 menunjukkan, PDI Perjuangan dan Gerindra diasosiasikan paling kuat dengan dua pasangan yang menjadi peserta Pilpres 2019, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hal ini membuat elektoral kedua partai itu ikut meningkat.

Pada pasangan Prabowo-Sandiaga, efek ekor jas lebih terjadi pada Gerindra sebagai partai politik yang selama ini sangat diidentikkan dengan sosok Prabowo.

Baca juga: Survei Kompas: PDI-P, Gerindra, PKB, Golkar di Urutan 4 Besar

Berdasarkan survei ini, angka keterpilihan Prabowo meningkat, dan berbanding lurus dengan peningkatan potensi suara Gerindra.

Dari 1.200 responden, 16,0 persen responden memilih Gerindra. Dari jumlah itu, 62,9 persen responden merupakan pemilih loyal alias strong voters.

Sementara, 37,1 persen responden lainnya merupakan pemilih mengambang.

Dari total responden pemilih Gerindra, 92,4 persen responden memilih Prabowo-Sandiaga. Sementara, hanya 5,8 persen responden yang memilih Jokowi-Ma'ruf Amin.

Yohan mengatakan, PKB juga berpeluang mendapatkan efek ekor jas. Namun, peningkatan elektoralnya bersumber dari sosok cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin.

Loyalitas pemilih dan efek ekor jas dalam pilpres akan membuka pintu bagi keterpilihan partai politik di pemilu.

Sekitar enam bulan ke depan, parpol harus terus menakar dan berhitung dengan cermat.

Hasil hitungan akan menentukan di posisi mana parpol berada, di zona aman lolos ambang batas paelrmen atau di zona lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com