JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus berita bohong atau hoaks penganiayaan aktivis Ratna Sarumpaet dinilai berdampak negatif kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Sandiaga Uno.
Seperti diketahui, saat kasus itu mencuat, Ratna Sarumpaet adalah salah satu juru bicara kampanye Prabowo-Sandiaga Uno. Ratna pula yang mengaku dianiaya ke kubu Prabowo-Sandiaga.
Atas informasi Ratna, Prabowo dan sejumlah elite politisi bahkan menggelar konferensi pers khusus terkait penganiayaan Ratna Sarumpaet.
Namun, sehari setelah itu, Ratna musti mengaku ke publik bahwa penganiayaan dirinya hanya kebohongan. Lebam di mukanya bukan karena dianiaya, tetapi lantaran operasi plastik.
Publik pun menyorot tajam kubu Prabowo-Sandiaga yang dinilai ikut menyebarkan hoaks.
Baca juga: Survei LSI: Mayoritas Publik Jengkel terhadap Hoaks Ratna Sarumpaet
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei persepsi publik terhadap kasus hoaks Ratna Sarumpaet pada Selasa (23/10/2018).
Dari survei yang dilakukan pada 10-19 Oktober 2018, sebanyak 57,2 persen responden menyatakan bahwa mereka mengetahui atau mendengar kasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet.
"Dari mereka yang mengetahui, 89,5 persen responden tidak suka hoaks Ratna Sarumpaet," ujar Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman, di Jakarta.
Survei LSI Denny JA dilakukan pada 10-19 Oktober 2018 dengan jumlah 1.200 responden di seluruh Indonesia.
Metode yang digunakan yakni multistage random sampling dan pengambilan data dilakukan dengan wawancara tetap muka menggunakan kuesioner.
Adapun margin of error plus minus 2,8 persen. Survei juga dilengkapi dengan FGD, analisis media dan indepth interview.
Baca juga: Survei LSI: Pasca Kasus Hoaks Ratna Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Turun 1 Persen
Gerus Elektabilitas
Survei LSI Denny JA juga menunjukkan bahwa kasus hoaks Ratna Sarumpaet berdampak negatif kepada pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Saat ditanya apakah kasus hoaks Ratna Sarumpaet membuat responden mendukung, sama saja atau lebih tidak mendukung capres, jawabkan yang diberikan beragam.
Sebanyak 25 persen menyatakan lebih mendukung Jokowi, 48,8 persen sama saja, 6,6 persen lebih tidak mendukung, dan 19,6 persen tidak menjawab.