JAKARTA, KOMPAS.com — Juru kampanye nasional Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said, enggan menanggapi serius hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menyebutkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno turun pasca-kasus informasi bohong penganiayaan Ratna Sarumpaet.
Menurut survei LSI, kasus hoaks Ratna Sarumpaet berdampak negatif dan menyebabkan elektabilitas Prabowo-Sandiaga menurun.
"Saya cuma kasih catatan pada LSI, saya pernah disurvei, bulan November (elektabilitas) saya 10,6 persen, bulan Mei 10,6 juga. Jadi kadang-kadang kalau saya baca surveinya LSI cuma ketawa saja," ujar Sudirman saat ditemui di media center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018).
Baca juga: Menurut Sandiaga, Elektabilitas Prabowo Naik Pasca-kasus Hoaks Ratna Sarumpaet
Sudirman juga enggan menanggapi saat ditanya mengenai hasil survei LSI yang menyatakan adanya penurunan dukungan pemilih kalangan terpelajar kepada pasangan Prabowo-Sandiaga pascakasus hoaks Ratna Sarumpaet.
"Itu saja (tanggapan) deh. Tulis saja itu," jawab Sudirman singkat.
Sebelumnya, survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan bahwa kasus hoaks Ratna Sarumpaet berdampak negatif terhadap pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ratna sempat masuk dalam daftar juru bicara pasangan nomor urut 02 itu.
Berdasarkan survei LSI, 25 persen responden menyatakan lebih mendukung Jokowi, 48,8 persen sama saja, 6,6 persen lebih tidak mendukung, dan 19,6 persen tidak menjawab.
Sementara untuk Prabowo, 11,6 persen responden menyatakan lebih mendukung, 49,8 persen sama saja, 17,9 persen lebih tidak mendukung dan 20,7 persen tidak menjawab.
Dari sisi elektabilitas pada September 2018, sebelum ada kasus hoaks Ratna Sarumpaet, Jokowi-Ma'ruf Amin 53,2 persen; Prabowo-Sandiaga Uno 29,2 persen; dan 17,6 persen belum memutuskan.
Baca juga: Survei LSI: Pascahoaks Ratna, Dukungan Pemilih Berpendidikan Tinggi ke Prabowo Turun
Pascakasus hoaks Ratna Sarumpaet, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin naik menjadi 57,7 persen pada Oktober 208. Sementara itu, Prabowo-Sandiaga Uno turun menjadi 28,6.persen.
Adapun persentase yang belum memutuskan menyusut tinggal 13,7 persen. Survei LSI Denny JA dilakukan pada 10-19 Oktober 2018 dengan jumlah 1.200 responden di seluruh Indonesia.
Metode sampling yang digunakan yakni multistage random sampling dan pengambilan data dilakukan dengan wawancara tetap muka menggunakan kuesioner.
Adapun margin of error plus minus 2,8 persen. Survei juga dilengkapi dengan FGD, analisis media dan indepth interview.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.