JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto ingin selalu tampil otentik dalam gaya berpakaiannya.
Prabowo enggan mengubah cara berpakaian hanya agar dianggap dekat dengan generasi milenial.
Hal itu diungkapkan Dahnil menanggapi pendapat konsultan politik dari lembaga survei Kedai Kopi Hendri Satrio yang menilai Prabowo harus mengubah gayanya jika ingin bersaing ketat dengan Jokowi pada Pemilihan Presiden 2019.
Baca juga: Tak Ubah Gaya, Prabowo Dinilai Langgengkan Jokowi 2 Periode
"Pak Prabowo mau tampil otentik, tidak mau memaksakan diri sok milenial," ujar Dahnil saat dihubungi, Senin (22/10/2018).
Dahnil menilai, gaya berpakaian Prabowo tidak akan memengaruhi tingkat keterpilihan dari generasi milenial.
Sosok calon wakil presiden Sandiaga Uno dianggap bisa meraih suara dari kelompok tersebut.
"Gaya Bang Sandi memang sangat milenial dan tak dibuat-buat karena memang begitu keseharian Beliau, sangat milenial. Jadi tidak memaksakan diri, milenial itu suka dengan yang otentik dan benci dengan kepura-puraan," kata Dahnil.
Baca juga: Tim Prabowo-Sandi Usulkan Debat Capres Digelar di Kampus, Tanpa Dihadiri Pendukung
Sebelumnya, konsultan politik lembaga survei Kedai Kopi Hendri Satrio menilai, capres nomor urut dua Prabowo Subianto harus mengubah gayanya bila tetap ingin bersaing ketat dengan Jokowi di Pilpres 2019.
Menurut dia, gaya Prabowo saat ini masih sama dengan 2014. Meski saat itu Prabowo dikalahkan Jokowi pada Pilpres 2014.
"Menurut saya khusus ke Pak Prabowo memang harus ada kemasan yang baru kalau memang tidak ingin Pak Jokowi mudah dua periode," ujar Hendri, di Jakarta, Minggu (21/10/2018).
Menurut Hendri, gaya pertama yang perlu diubah oleh Prabowo yakni gaya berpakaian. Prabowo disarankan untuk bisa memainkan warna.
Baca juga: Prabowo: Hotel-hotel yang Besar Itu Milik Orang Bali atau Bukan?
Tak hanya pakaiaan dengan warna coklat, cream atau putih seperti yang kerap dikenakan.
Hal itu akan membuat kesan yang lebih segar dari sosok Prabowo pada 2019 dibandingkan 2014.
"Maksudnya kalau mau kompetisinya ketat ya ubah gaya. Kalau gini-gini aja saya rasa dari sekarang sudah bisa dilihat," lanjut Hendri.