Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu WNI di Singapura, Ma'ruf Amin Minta Tak Ada Perpecahan meski Beda Pilihan Politik

Kompas.com - 17/10/2018, 10:15 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin berpesan kepada WNI di Singapura agar menghindarkan perpecahan dalam menyongsong Pilpres 2019.

Hal itu disampaikan Ma'ruf saat bertemu perwakilan masyarakat Indonesia di KBRI Singapura.

Ma'ruf ke Singapura dalam rangka memenuhi undangan S Rajaratnam School of International Studies Nanyang Technological University sebagai dosen tamu.

Ia dijadwalkan menyampaikan kuliah umum ihwal Islam Moderat dan Ekonomi Berkeadilan pada Rabu (17/10/2018).

"Agar bisa mencerminkan wajah Indonesia yang rukun, santun, dan bersahabat, saya berharap, terutama dalam menghadapi Pilpres yang akan datang, tidak terjadi konflik akibat perbedaan pilihan. Sehingga dapat menjaga keutuhan dan perilaku terpuji sebagai bangsa besar," kata Ma'ruf dalam keterangan tertulis, Rabu (17/10/2018).

Baca juga: Temui Lee Hsien Loong, Maruf Amin Berharap Hubungan Indonesia-Singapura Makin Erat

Ia mengatakan, upaya menjaga persatuan di kalangan WNI di Singapura penting untuk menjaga hubungan baik antara Indonesia-Singapura yang telah terbangun selama ini. Apalagi saat ini jumlah WNI di Singapura mencapai 200.000 orang.

Terkait rencana kuliah umumnya, Ma’ruf memberikan cuplikan. Ia mengatakan, sejatinya, Islam moderat sejak awal menjadi paham yang dianut sebagian besar bangsa Indonesia.

Dengan pandangan Islam yang moderat itu, kalangan Islam dan kalangan nasionalis bisa menyatu dengan menyepakati Pancasila dan UUD 1945 sehingga melahirkan NKRI.

Baca juga: Kata Djarot, Ahok Dukung Keputusan Jokowi Pilih Maruf Amin

Namun, lanjut Ma'ruf, dalam perkembangannya, menguat tantangan dari paham keagamaan ekstrem, bahkan cenderung teroris. Terutama setelah munculnya ISIS pada 2014.

Karena itu, ia mengajak semua pihak untuk mengembalikan dan menguatkan lagi paham Islam moderat yang sesuai dengan prinsip berbangsa dan bernegara.

"Istilah saya, ar-ruju’ ilal mabda’, kembali ke basic, ke pangkal lagi, seperti waktu pendiri bangsa mendirikan NKRI,” kata Ma’ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com