Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulihkan Trauma Anak-Anak Palu, Prajurit TNI Bermain Hingga Mendongeng

Kompas.com - 12/10/2018, 16:21 WIB
Yoga Sukmana,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para prajurit TNI tak hanya membantu proses evakuasi atau pencarian korban atau mendistribusikan bantuan logistik untuk korban bencana di Palu, Sulawesi Tengah.

Mereka juga turut bermain bersama dengan anak-anak korban bencana di tempat-tempat pengungsian. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya memulihkan trauma anak-anak korban bencana.

Di tempat pengungsian Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, misalnya, trauma healing dilakukan oleh prajurit TNI dari Batalyon Infanteri Para Raider 432/Waspada Setia Jaya (Yonif Para Raider 432/WSJ) Divisi 3/Kostrad.

"Mereka memberikan hiburan dan pelajaran kepada anak-anak korban bencana gempa dan tsunami," seperti dikutip dari siaran pers Puspen TNI, Jakarta, Jumat (12/11/2018).

Baca juga: BNPB: Korban Gempa dan Tsunami Palu-Donggala Perlu Trauma Healing

Selain bermain dengan anak-anak korban bencana di Palu, para Prajurit TNI juga memberikan pelajaran kepada anak-anak dengan mengajak menggambar dan mewarnai.

Ada pula beberapa prajurit TNI mendongeng di depan anak-anak.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk trauma healing agar anak-anak korban bencana tak larut dalam kesedihan.

Seperti diketahui, gempa bumi dan tsunami terjadi di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu.

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Trauma Healing bagi Anak-anak Korban Bencana?

Jumlah korban tewas akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, per 11 Oktober 2018 pukul 13.00 WIB, meningkat menjadi 2.073 korban.

Jumlah tersebut terdiri dari 1.663 korban dari Kota Palu, 171 korban dari Donggala, Sigi 223 korban, Parigi Moutong 15 korban, dan Pasang Kayu Sulawesi Barat 1 orang.

Selain korban tewas, BNPB mencatat ada 10.679 orang luka berat. Tercatat pula 680 orang hilang yang diperkirakan masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan akibat gempa dan tsunami.

Selain itu, gempa bermagnitudo 7,4 yang terjadi Jumat (28/9/2018) tersebut juga mengakibatkan 82.775 mengungsi di sejumlah titik.

Dilaporkan pula, 67.310 rumah dan 662 sekolah rusak. Ditambah lagi, terdapat 22 fasilitas kesehatan dan 99 fasilitas peribadatan rusak berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com