JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo ingin ada program studi dan fakultas baru di perguruan tinggi yang menyesuaikan perkembangan zaman. Untuk itu, Jokowi meminta Perguruan Tinggi tak dipersulit apabila hendak mengurus prodi atau fakultas baru.
Hal ini disampaikan Jokowi dihadapan para pimpinan perguruan tinggi serta para pejabat eselon I dan II Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/10/2018).
"Regulasi yang membuat takut dan tidak berani berinovasi itu pangkas, hilangkan, sudah lah. Kalau perlu, enggak usah pakai regulasi kalau saya itu," kata Jokowi disambut tepuk tangan hadirin.
"Ini terutama untuk eselon I, II di Kemenristekdikti, juga harus mulai berubah. Jangan sampai saya dengar suara-suara ngurus fakultas baru sulit, ngurus prodi baru sulit, ngurus jurusan sulit," tegas Jokowi.
Jokowi mengingatkan bahwa saat ini adalah era kompetisi. Oleh karenanya, yang lambat akan ditinggal oleh yang cepat melihat peluang.
Kepala Negara ingin perguruan tinggi menangkap peluang yang ada dengan mendirikan prodi, jurusan atau fakultas baru yang menyesuaikan perkembangan zaman.
Baca juga: Kedokteran dan Hukum Jadi Prodi Favorit UGM di SBMPTN 2018
Misalnya untuk merespon bisnis online yang saat ini berkembang, perguruan tinggi bisa membuka fakultas ekonomi digital.
"Saya menyadarkan pada kita semua. Ini ada ekosistem yang harus kita bongkar. Agar inovasi itu muncul, agar ekosistem baru itu muncul, agar respon terhadap perubahan itu muncul," kata Jojowi.
"Paling cepat memang harus dari Perguruan Tinggi perubahan ini direspons, tidak yang lain-lain," tambahnya.