JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Sub Satgas Luar Negeri Pendampingan Pusat Bencana Gempa Sulawesi Tengah Kemenko Polhukam Letjen TNI (Purn) Yoedhi Swastono mengatakan, Pemerintah Indonesia saat ini menantikan bantuan internasional untuk penanggulangan bencana tahap relokasi dan rekonstruksi.
Bantuan internasional yang datang saat ini, hanya untuk penanggulangan bencana tahap tanggap darurat.
Menurut Yoedhi, pada tahap relokasi dan rekonstruksi nanti, pemerintah juga membutuhkan bantuan luar negeri.
Sementara, pada tahap tanggap darurat saat ini, bantuan internasional yang masuk dibatasi jenis dan jumlahnya sesuai kebutuhan.
Baca juga: Menko Polhukam: Rekonstruksi Sulteng Pasca Gempa Tuntas 2 Tahun
Tercatat, dari 29 negara yang menawarkan pemberian bantuan, hingga saat ini pemerintah baru menerima bantuan dari 11 negara.
Alasannya, tidak semua bantuan yang ditawarkan obetul-betul dibutuhkan untuk penanggulangan bencana Sulteng.
Pemerintah berharap, bagi negara-negara yang tidak dapat merealisasikan bantuannya pada tahap tanggap darurat, bisa memberikan bantuan saat memasuki tahap relokasi dan rekonstruksi.
"Dari 29 (negara) itu, bahwa sekarang kami sedang menunggu bantuan tidak hanya untuk tanggap emergency, tapi juga rekonstruksi," kata Yoedhi di Kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Senin (8/10/2018).
Baca juga: Sebelum Relokasi Korban Gempa, Pemerintah Koordinasi dengan Ahli
Ada pun sejumlah bantuan internasional untuk penanggulangan bencana tahap tanggap darurat telah diterima Pemerintah Indonesia dari sejumlah negara.
Hingga Minggu (7/10/2018), diterima 72,52 ton bantuan internasional yang langsung didistribusikan ke Kota Palu.
Bantuan tersebut di antaranya, 1 unit forklift dan conveyer belt dari pemerintah UK, serta 20 box oral Rehydratiom dan 179 box xeftriaxone (monoscot-antibiotik medicine) dari Pemerintah India.
Selain itu, ada 11 pesawat bantuan luar negeri yang juga mendukung penanggulangan bencana, yaitu 8 unit C-130 dari 8 negara, Australia, Singapura, Amerika, New Zealand, Jepang, Malaysia, Turki, dan Korea Selatan.
Bantuan lainnya, Il96 RA 76511 dari Perancis, Il76 dari Rusia, dan AN12 Ukraina.
Gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Jumat (8/10/2018), mengakibatkan 2.010 orang meninggal dunia.
BNPB juga mencatat, ada 671 korban hilang, 10.679 orang luka berat dan 82.775 warga mengungsi di sejumlah titik.