JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan bahwa budaya baru dalam birokrasi akan dibangun setelah pemerintah merampungkan rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2018.
"Budaya birokrasi harus dibangun dengan 'believe system' dan mekanisme 'reward and punishment' yang jelas. Karena ini mempengaruhi moril individu," ujar Moeldoko saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
"Jangan ASN (Aparatur Sipil Negara) yang sontoloyo, jalan kariernya mulus. Sedangkan yang kerja setengah mati kariernya begitu saja. Mereka yang berprestasi harus diberi apresiasi dan yang tidak berkinerja harus mendapat konsekuensi," lanjut dia.
Baca juga: Pemerintah Akan Naikan Gaji Guru Honorer yang Tak Lolos CPNS dan PPPK
Dibangunnya budaya baru dalam birokrasi ini ditandai dengan proses rekrutmen yang berkualitas. Moeldoko memastikan, proses rekrutmen CPNS tahun 2018 ini berbasis 'merit system', bukan 'pointed system' seperti sebelum-sebelumnya.
Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN -RB) Dwi Wahyu Atmaji menambahkan, berkaca pada negara maju, misalnya Korea Selatan dan Jepang, perubahan roda pemerintahan dimulai dari internal birokrasi.
Salah satunya yakni dengan melaksanakan proses rekrutmen aparatur sipil negara yang berbasis 'merit system'.
"Dampak dari rekrutmen yang berkualitas itu telah membuat birokrasi bekerja lebih efektif dan efisien serta mampu merumuskan kebijakan berkualitas yang sesuai dengan tantangan zaman dan kebutuhan yang diharapkan masyarakat," ujar Wahyu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.