Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lukman Edy: Narasi yang Dibangun Kubu Prabowo adalah Hoaks Baru Bidang Ekonomi

Kompas.com - 08/10/2018, 15:29 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhammad Lukman Edy menyoroti strategi kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam membangun persepsi di masyarakat bahwa kebijakan ekonomi pemerintahan Joko Widodo telah gagal.

Lukman menyebut, strategi itu adalah generalisasi yang gagal karena justru selalu terbantahkan dengan data dan fakta yang ada.

"Tim Prabowo-Sandi sedang membangun narasi membantah semua angka-angka makro dan mikro ekonomi Indonesia. Melalui apa? Melalui fakta yang seolah-olah dari lapangan. Misalnya pengakuan emak-emak. Dicarilah orang yang mau memberi pengakuan tentang susahnya hidup sekarang," ujar Lukman dalam acara diskusi di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/10/2018).

Baca juga: 4 Tahun Pemerintahan Jokowi, Kebijakan Polkam dan Ekonomi Paling Disorot Media

"Tapi kami melihat bahwa narasi yang dibangun ini lebih kepada generalisasi yang gagal. Karena kasus-kasus yang mereka sampaikan selalu terbantahkan dengan sendirinya. Itu artinya, narasi yang mereka bangun adalah hoaks baru di bidang ekonomi," lanjut dia.

Sebab, hampir seluruh indikator ekonomi Indonesia positif. Salah satunya adalah angka kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2018 yang menembus rekor satu digit selama Indonesia merdeka, yakni 9,82 persen.

Data gini rasio alias ketimpangan ekonomi juga bernada positif. Selama periode September 2017 hingga Maret 2018, BPS mencatat gini rasio di Indonesia sebesar 0,389 persen. Jumlah ini menurun dari tahun-tahun sebelumnya.

Meski demikian, Lukman juga menyoroti strategi dari kubu Prabowo-Sandiaga yang justru memperdebatkan sumber data BPS.

"Kalau data BPS dibantah, itu adalah sebuah penggiringan agar masyarakat itu tidak percaya dengan data-data kongkret dari BPS. Lantas, lembaga mana lagi yang bisa dipercaya? Enggak boleh tim Prabowo-Sandiaga ini mengatakan bahwa data BPS diragukan. Pembodohan kalau itu terjadi," ujar Lukman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com