JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mendapatkan laporan ribuan warga Palu datang ke Mutiara Sis Al Jufri, Palu pada Senin (1/10/2018) pagi.
Ribuan warga itu meminta naik ke pesawat hercules milik TNI untuk dievakuasi keluar dari Kota Palu pasca-gempa bumi 7,4 magnitudo dan tsunami pada pekan lalu.
"Jumlahnya besar ya antara yang ingin ikut dengan pesawatnya sangat tidak seimbang. Walaupun kami sudah dipersilakan teratur," ujar Menko Polhukam Wiranto di Jakarta, Jumat (1/9/2018).
Baca juga: Kemensos Siagakan 6 Mobil Dapur Umum di 5 Lokasi Gempa di Palu
Wiranto sempat melihat warga yang datang ke bandara saat mengunjungi Palu beberapa hari lalu. Ia mengatakan, warga yang datang ke bandara kebanyakan masyarakat pendatang.
Mereka trauma pasca musibah gempa dan tsunami sehingga ingin meninggalkan Kota Palu. Lantaran belum ada penerbangan komersial, akhirnya mereka datang ke bandara ingin naik hercules.
Padahal, pesawat hercules digunakan untuk mengangkut bahan makanan, personel, dan kebutuhan lainnya dari Jakarta, Makassar, dan Balikpapan.
Baca juga: 5 Tsunami Paling Mematikan Abad Ini
TNI akhirnya memberikan izin warga untuk naik ke hercules karena jumlahnya yang sangat banyak di bandara.
Akan tetapi, tak semua warga yang bisa diangkut, TNI hanya memprioritaskan warga yang sakit untuk naik ke pesawat.
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto membenarkan ribuan warga berkumpul di Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu sehingga sempat mengganggu operasional pesawat hercules milik TNI.
Panglima mengungkapkan, ribuan warga itu ingin keluar dari Palu dengan naik ke pesawat hercules yang ada di Bandara Mutiara Sis Al Jufri.
"Iya itu mau naik hercules ada 3.000-5.000 orang tapi sudah beres (masalahnya), hercules sudah bisa terbang," ujar Panglima TNI.
.
.