Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan dan 100 Relawan Mulai Dikirim ke Lokasi Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah

Kompas.com - 29/09/2018, 06:20 WIB
Abba Gabrillin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Sosial bererak cepat membantu para korban akibat gempa di Donggala, Sulawesi Tengah. Kemensos mulai mengirimkan bantuan berupa logistik dan relawan ke lokasi bencana, Sabtu (29/9/2018).

"Kami sudah lakukan identifikasi sumber daya yang dimiliki dan mengaktivasi sistem penanggulangan bencana bidang sosial. Baik bufferstok bantuan darurat, perlatan evakuasi, personil relawan tagana, maupun kendaraan siaga bencana," ujar Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu.

Mensos telah berkoordinasi dengan Panglima TNI dalam rangka mobilisasi barang bantuan dan peralatan evakuasi yang sudah disiapkan dari Gudang Pusat Kemensos di Bekasi. Bantuan yang dikirimkan adalah 1.000 kardus makanan cepat saji, 2.000 velbed, 25 tenda serbaguna, 3.000 tenda gulung, 2 paket perlengkapan dapur umum lapangan, 1.000 matras, dan 1.500 kasur.

Baca juga: Dampak Gempa dan Tsunami di Palu, Listrik Padam, Komunikasi Putus hingga Kapal Melintang

Kemensos juga berkoordinasi dengan Panglima TNI untuk menyiapkan pesawat hercules dalam pengiriman bantuan darurat dari gudang pusat. Kemensos telah memerintahkan mobilisasi bantuan darurat dari stok yang ada di Gudang Kemensos Regional Timur yang ada di Makassar.

Bantuan terdiri dari 100 velbed, 2 tenda serbaguna keluarga, 1.500 matras, 3.000 selimut, 200 family kit, 200 kids ware, 100 tenda gulung, 345 food ware dan 100 paket sandang.

Kemensos juga mengerahkan 100 relawan Tagana terdiri dari 30 Tagana Provinsi Gorontalo, 30 Tagana dari Sulawesi Barat, dan 40 Tagana dari Sulawesi Selatan. Mobilisasi kendaraan siaga bencana dari daerah penyangga berupa mobil rescue, truk, dan terutama mobil dapur umum lapangan yang bisa memasak cepat dalam jumlah besar.

“Saya minta kepada gubernur dan bupati/wali kota terdampak untuk melakukan langkah-langkah cepat untuk mengatasi kebutuhan darurat serta menerbitan SK Tanggap Darurat untuk memudahkan penyaluran bantuan dari kementerian dan lembaga,” kata Agus.

Baca juga: BNPB: Gempa dan Tsunami Menimbulkan Korban Meninggal, Jumlah Masih Didata

Sementara itu, untuk memenuhui kebutuhan makanan dalam kondisi darurat, sedang dilakukan pembelian langsung 3.000 paket lauk pauk di lokasi terdekat yang memungkin untuk bisa diistribusikan cepat ke lokasi terdampak.

Untuk pemenuhan kebutuhan beras, Kemensos menyiapkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dengan ketentuan bupati/wali kota dapat mencairkan langsung ke Bulog setempat sebanyak 100 ton dan provinsi 200 ton. Jika kurang, Menteri Sosial bisa langsung memberikan lebih sesuai kebutuhan.

Kemensos juga menyiapkan santunan untuk ahli waris korban meninggal. Hingga Jumat malam, sebanyak tiga orang dinyatakan meninggal dunia. Kepada mereka akan diberikan santunan sebesar Rp15 juta untuk setiap ahli waris.

Kompas TV Pengiriman pasukan ini merupakan perintah Panglima TNI untuk membantu para korban bencana yang nantinya akan disebar kebeberapa titik lokasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com