KOMPAS.com - Prambanan Ekspress, kereta lokal yang melayani rute Kutoarjo-Yogyakarta-Solo dan sebaliknya, memiliki kisah yang panjang.
Perjalanan kereta api lokal di Yogyakarta dan Jawa Tengah ini sudah ada sejak era 1960-an.
Pelopornya adalah kereta "Kuda Putih".
Kereta Kuda Putih merupakan nama dari kereta rel disel (KRD) pada 1960 pernah digunakan untuk sarana transportasi dari Yogyakarta-Solo Balapan.
Penamaan kereta Kuda Putih berdasarkan adanya lambang dua ekor kuda dan hiasan kupu-kupu di atas kabin masinis.
Selain itu, kereta ini juga memiliki julukan "Turangga Seta" yang merupakan kereta rel diesel pertama di Indonesia.
Beberapa grup pecinta kereta api menyebutkan, meski KRD ini merupakan KRD pertama di Indonesia, tak ada catatan secara detail mengenai keberadaan pastinya.
Selain itu, ada keterangan bahwa sebenarnya versi KRD ini adalah sebuah percobaan dan bekas kereta rel listrik yang dikembangkan oleh pemerintah saat itu.
Kereta Kuda Putih bernomor seri MCDW 300 yang diproduksi oleh Glossing und Scholer Gmbh bekerja sama dengan Ferrostal yang merupakan pabrikan asal Jerman.
Dalam setiap rangkaiannya, ada satu kabin yang digunakan untuk masinis.
Pada 1963, kereta ini beroperasi dengan dua kereta per-set-nya. Sementara itu, masih terdapat tujuh unit yang tersisa sehingga satu unit kereta dijadikan cadangan jika terjadi masalah.
KRD Kuda Putih memiliki panjang sekitar 18.690 mm, berat 32 ton, dan daya mesin 215 hp, sehingga dapat memacu tenaganya hingga 90 km/jam.
Bodi kereta ini berbahan stainless steel, menggunakan tranmsmisi hidrolik voith diwabus U+S dan mesin GM 87V1.
Eksistensi kereta ini semakin populer ketika dekade 1970-an. Mereka yang bekerja mau pun melakukan perjalanan Jogja-Solo pulang pergi menggunakan kereta ini.
Semakin meningkatnya pengguna tidak dibarengi dengan pembenahan kereta api.