Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala TNGR: Rinjani Paling Cepat Dibuka Oktober 2019

Kompas.com - 28/09/2018, 10:24 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Pasca-rentetan gempa bumi yang mengguncang kawasan Lombok pada akhir Juli lalu, pendakian ke Gunung Rinjani ditutup total. Penutupan masih terjadi hingga hari ini bahkan setahun ke depan.

Calon pendaki yang berniat menikmati indahnya gunung vulkanik aktif di Lombok, Nusa Tenggara Barat ini pun diminta bersabar demi keamanan dan keselamatan semua pihak.

Hal itu dikarenakan adanya longsoran tanah yang mengakibatkan jalur pendakian Gunung Rinjani rusak atau tertutup. Longsoran yang terjadi diketahui melalui salah satu CCTV yang terpasang dan masih berfungsi di Rinjani.

Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Sudiyono menyebutkan, longsoran masih terjadi di Rinjani, sehingga tidak memungkinkan adanya pendakian.

"Bahkan (pendakian) sampai Plawangan pun masih diragukan. Titik menuju segara anak itu semuanya tertutup longsoran," kata Sudiyono saat berbincang melalui telepon, Kamis (27/9/2018) malam.

Baca juga: BTNGR: Gunung Rinjani Masih Terus Longsor

Ia melanjutkan pendakian ke Gunung Rinjani baru akan dibuka paling cepat akhir tahun depan.

"Pada 2019 baru diusulkan (dana perbaikan), berarti 2020 baru turun anggaran. Artinya pembangunan baru dilaksanakan 2020. Nah, kalau pembangunannya cepat, Oktober, November, Desember baru bisa buka, paling cepat seperti itu," kata Sudiyono.

Pengajuan dana perbaikan dilakukan tahun depan karena masih menunggu hasil survei yang akan dilakukan petugas. Kondisi tanah yang masih labil akan memadat setelah diguyur hujan.

Survei yang dilakukan untuk mengetahui kondisi medan di lapangan itu baru bisa dilakukan setelah musim hujan berakhir, yakni sekitar bulan April atau Mei 2019.

"Longsoran itu akan stabil apabila setelah turun hujan berakhir, sekitar bulan Mei 2019. Artinya 2019 kita baru bisa melihat, turun survei. Mana yang rusak mana yang tidak, perlu dibangun jalur baru atau jalur lama masih ada, perlu jembatan atau tidak," ujar Sudiyono.

Baca juga: Gempa Lombok, Hampir Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Alami Longsor

Survei akan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, untuk memastikan keamanan jalur. Kedua, untuk mencari alternatif rute dan wisata baru.

Rute baru akan coba dibuat oleh TNGR, selain pendakian ke puncak, Plawangan, dan Segara Anak.

Sementara untuk wisata alternatif, pihak TNGR berencana akan meminta dukungan pemerintah daerah untuk mewujudkannya.

"Rencana kami akan minta dukungan pemda, wisata alternatif itu bisa digabungkan dengan potensi wisata yang dimiliki oleh pemda di sekitar kawasan Rinjani," tuturnya.

Adapun gunung yang memiliki tinggi 3.726 mdpl ini secara administrative terletak di antara 3 kabupaten, yakni Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat.

Kompas TV Ditutupnya taman nasional Rinjani membuat sejumlah warga yang berprofesi sebagai petani stroberi kehilangan pendapatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com