Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ketua KPU soal Parpol Usung Caleg Eks Pelaku Kejahatan Seksual Anak

Kompas.com - 27/09/2018, 17:46 WIB
Yoga Sukmana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua KPU Arief Budiman mengaku tak pernah membayangkan ada partai politik yang mencalonkan mantan pelaku kejahatan seksual terhadap anak menjadi calon legislatif.

Hal itu ia sampaikan saat bercerita terkait Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 20 Tahun 2018 yang awalnya melarang eks napi korupsi, kejahatan seksual anak dan bandar narkoba menjadi caleg.

"Ketika kami berdiskusi tentang tiga pidana itu, saya memperkirakan hanya satu yang terjadi tentang korupsi," ujar Arief dalam acara dikusi di Kantor CSIS, Jakarta, Kamis (27/9/2018).

"Ternyata di lapangan pelaku kejahatan seksual terhadap anak itu ada juga dicalonkan untuk menjadi calon anggota Dewan," sambung dia.

Arief mengungkapan sempat khawatir pasal di PKPU 20 Tahun 2018 yang mengatur larangan eks napi tiga pidana tersebut digugat ke Mahkamah Agung.

Apalagi akhirnya MA mengambil keputusan untuk mengabulkan gugutan tersebut.

Namun Arief bisa bernapas lega karena MA hanya menghapus frasa eks napi koruptor sesuai substansi penggugat.

"Saya saat itu khawatir saja bahwa MA kemudian mengabulkan semua ternyata MA hanya mengabulkan satu. KPU sudah menindaklanjuti keputusan MA, maka untuk dua jenis pidana itu masih kita masukan," kata dia.

Bari Arief, meski MA memutuskan eks koruptor boleh menjadi caleg, namun keputusan itu perlu disyukuri. Sebab KPU bisa mencoret eks napi kejahatan seksual terhadap anak.

Belakangan, ungkap Arief, ada juga caleg di Sumatera Utara yang ditangkap karena diduga sebagai bandar narkoba. Caleg tersebut akhinya dicoret.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com