JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menuturkan, hoaks atau berita bohong berbahaya untuk kemajuan peradaban bangsa. Hoaks juga bisa memecah persatuan bangsa.
“Kita tidak ingin peradaban bangsa akhirnya tercoreng karena pemilu yang kemudian momentum bagi-bagi pihak yang tidak ingin melihat Indonesia maju dengan hoaks yang bisa memecah kesatuan bangsa,” ujar Hasto saat diskusi dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2018).
Hasto mengatakan, pecandu dan pelaku hoaks merupakan ciri masyarakat tak beradab. Itu karena hoaks adalah bagian dari anti-pancasila.
“Kalau kita lihat fitnah, hoaks adalah anti Pancasila,” ujar Hasto.
Baca juga: Sandiaga: Tak Ada Toleransi terhadap Kampanye Bernuansa Hoaks
Lebih lanjut, kata Hasto, modal demokrasi Pancasila yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan bukti konkret sebuah gagasan penuh dengan keteladanan, kebajikan, serta kesantunan.
“Berpolitik itu membangun peradaban kita. Pancasila sebagai way of life sebagai kepribadian bangsa dan jiwa,” tutur Hasto.
Hal yang sama juga dikatakan Politisi PDI-P Kapitra Ampera. Kapitra menyatakan, berita hoaks merupakan kejahatan peradaban.
“Peradaban Indonesia yang menuju pada ridho Ilahi menuju pada kesatuan umat manusia. Untuk itu saya ingin katakan stop hoaks,” ujar Kapitra.
Kapitra mengingatkan, kepada semua pihak akan bahaya hoaks yang bisa mengancam disintegritas bangsa.
“Kalau tidak negara ini tinggal kenangan, karena potensi konflik horizontal,” tutur Kapitra.
Baca juga: Ketua DPR: Tindak Tegas Akun Robot Penyebar Hoaks dan Ujaran Kebencian
Sementara, pegiat Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Ratih Ibrahim mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menghindarkan masyarakat dari terpaan hoaks.
“Mengenali bahaya hoaks, membuktikan tekad untuk berjuang dalam kehidupan sosial politik di masyarakat betul-betul dijaga, damai utuh tidak ada hoaks,” papar Ratih.