JAKARTA, KOMPAS.com - Kunjungan para kontestan Pilpres 2019 ke keluarga almarhum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, beberapa waktu lalu, dapat diartikan sebagai bentuk permohonan dukungan dan doa restu.
Namun, rupanya dukungan dan doa restu keluarga Gus Dur yang menjadi kiblat pengikut Gus Dur yang memiliki jumlah signifikan, tidak lantas mengalir begitu saja.
Putri pertama Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid menegaskan, keluarganya sama sekali belum menentukan arah dukungan pada Pilpres 2019.
Baca juga: Gusdurian Khawatir Persekusi di Indonesia Berkembang seperti Pakistan
"Keluarga kami, belum (memutuskan). Ibu masih (shalat) istikharah, Kiai-kiai yang kami anggap sebagai sahabat Gus Dur dan bebas dari kepentingan politik praktis semata juga sedang kami minta melakukan istiqoroh. Nanti petunjuk dari sana itu yang akan kita jadikan sebagai deal breakernya, penentunya," ujar Alissa dalam wawancaranya di Kompas TV, Rabu (19/9/2018).
"Bagi kami, jenderal lapangannya adalah Yenny Wahid (putri kedua Gus Dur). Jadi begitu istikharah sudah dapat, petunjuknya sudah, maka Yenny akan mengambil keputusan. Nah, kami akan mendukung itu," lanjut dia.
Meski demikian, apabila arah dukungan keluarga Ciganjur di Pilpres 2019 sudah diputuskan, hal itu tidak akan menjadi instruksi formal bagi para pengikut Gus Dur atau yang populer disebut Gusdurian.
Alissa menjelaskan bahwa para pecinta Gus Dur terbagi menjadi dua garis perjuangan, yakni kelompok yang tidak berpolitik praktis dan kelompok yang berpolitik praktis.
Mereka yang berpolitik praktis, lebih tepat disebut sebagai Barisan Kader #GusDur yang dipimpin oleh Yenny Wahid. Sementara, yang disebut Gusdurian adalah pecinta Gus Dur yang tidak berpolitik praktis dan fokus pada merawat nilai-nilai yang diteladani Gus Dur semasa hidup.
Baca juga: Gusdurian Kecewa Gus Dur Tak Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional
Bagi pecinta Gus Dur yang disebut sebagai Gusdurian, pilihan politik diserahkan kepada masing-masing individu. Tidak mengatasnamakan Gusdurian secara organisasi.
"Punya afiliasi politik adalah hak personal. Nah, kami meminta kepada para Gusdurian, mereka yang ingin aktif melanjutkan perjuangan Gus Dur, kami minta mereka, aspirasi politik itu persoalan personal, tidak menggunakan nama Gusdurian," ujar Alissa.
Meski demikian, Alissa berharap dukungan politik Gusdurian tersebut tetap disandarkan pada nilai-nilai yang diutamakan Gus Dur.
Mulai dari spiritualitas, keadilan, kesetaraan, pembebasan dari bentuk penindasan, persaudaraan, sikap ksatria, kesederhanaan dan kearifan Indonesia.
"Para Gusdurian ini nanti akan melihatnya dari apakah platform atau tawaran program- program dari kedua capres cawapres akan sesuai dengan nilai-nilai Gus Dur atau tidak," ujar Alissa.
Baca juga: Peringati Hari Kelahiran Gus Dur, Keluarga dan Gusdurian Ziarah Bersama
Sementara, para pecinta Gus Dur yang berada di perjuangan berpolitik praktis, menurut Alissa, juga belum menentukan arah dukungan. Sebab, Alissa menilai, kedua kontestan Pilpres 2019 belum menjelaskan program-program untuk rakyat secara gamblang.
"Kita tunggu saja. Karena sampai saat ini kan belum keluar ya platform yang betul-betul formal yang mereka sampaikan. Ditunggu setelah pengumuman capres cawapres resmi, barangkali setelah itu akan ada kampanye lebih kuat lagi mengenai platform-platform yang ingin diperjuangkan, yang ingin dijadikan narasi para capres cawapres. Kami pasti akan melihat dari sana," lanjut Alissa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.