Pertama, SBY berhasil memimpin Indonesia selama dua periode, dengan kondisi makro ekonomi Indonesia yang tahan terhadap berbagai guncangan dari luar, maupun situasi sosial politik dan pertahanan keamanan yang stabil. Tidak ada ancaman perpecahan atau konflik sosial yang meluas. Malah, konflik menahun bisa dipadamkan, seperti Aceh dan Poso.
Pengalaman SBY dan Partai Demokrat bisa dioptimalkan untuk memastikan koalisi Prabowo-Sandi mengusung narasi positif dan konstruktif dalam tawarannya ke masyarakat Indonesia.
Bagaimana strategi dan peta jalan membuat ekonomi yang lebih stabil dan kuat, serta berkeadilan di periode 2019-2024, dengan tetap melanjutkan apa yang dicapai oleh pemerintahan saat ini?
Bagaimana mengelola perbedaan, terutama akibat meluasnya penggunaan media sosial dan reproduksi hoax yang merajalela, serta polarisasi yang meningkat dalam empat tahun terakhir ini?
SBY dan Demokrat tentunya sangat mumpuni berbicara tentang ini, karena keberhasilan SBY memimpin Indonesia selama dua periode. Konsep-konsep mendasar seperti ini harus menjadi salah satu prioritas dalam program yang ditawarkan koalisi Prabowo-Sandi.
Kedua, publik semakin jengah dengan narasi kebencian, ketakutan, dan pesimisme. Publik senang menjaga optimisme, meskipun tidak harus menghilangkan kekritisan.
Publik pun bosan dengan polarisasi dan pertengkaran mengenai isu-isu lama yang terus digoreng.
Hanya saja, ada pihak-pihak yang terus mereproduksi isu perpecahan bangsa secara masif bertamengkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan mantra toleransi, maupun pihak-pihak yang terus mereproduksi isu pesimisme akan nasib bangsa ini.
Demokrat yang selama ini dikenal sebagai partai pluralis dan mengedepankan persatuan kesatuan bangsa, serta sosok Agus yang selalu konsisten menebar optimisme, bisa membantu meredam gorengan isu perpecahan bangsa dan isu pesimisme terhadap nasib bangsa yang dilakukan pihak-pihak yang terlibat dalam pusaran pertikaian selama ini.
Demokrat dan Agus bisa memainkan peran sebagai penyeimbang dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa, tidak terjebak dalam jeratan isu polarisasi dan pesimisme.
Jika komitmen Demokrat dan Agus ini bisa tertanam kuat dalam koalisi Prabowo-Sandiaga, simpati dan sentimen positif publik bakal mengalir deras. Bukan hanya untuk koalisi Prabowo-Sandi secara umum, melainkan juga kepada Demokrat dan AHY secara khusus.
Demokrat dan AHY pun bakal menjadi faktor pembeda di Pilpres 2019 ini, missing pieces bagi Prabowo dan koalisi parpol pengusungnya yang tidak dimiliki di Pilpres 2014.
Apresiasi tambahan bakal mengalir kepada Demokrat dan AHY karena tetap berjuang tulus dan sepenuh hati untuk pemenangan Prabowo-Sandi, meskipun bukan AHY ataupun kader Demokrat yang diusung sebagai capres-cawapres.
Narasi tetap teguh berjuang bukan hanya di saat menjadi pemimpin sangatlah disukai publik. Dan, peluang untuk rebound bagi Demokrat dan AHY di 2019 bakal membesar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.