Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin MR Ditolak, MUI Sebut Mencegah Bahaya Wajib Hukumnya

Kompas.com - 18/09/2018, 21:17 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin menyayangkan beberapa pihak yang meragukan status kedaruratan sebagai dasar fatwa MUI membolehkan vaksin measles rubella (MR).

Diketahui bahwa fatwa tersebut memperbolehkan penggunaan vaksin MR meski tidak halal dengan alasan keterpaksaan.

"Kita sayangkan kalau ada kelompok masyarakat tidak percaya kepada Kemenkes (Kementerian Kesehatan RI), mungkin kurang paham, ini harus diberi paham, ini bahaya, ini buktinya, ini begini," ucap Ma'ruf saat diskusi Forum Merdeka Barat, di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Minggu (18/9/2018).

Baca juga: Vaksin MR Banyak Ditolak, Menkes Minta Masyarakat Tak Bersikap Egois

Ia menjelaskan bahwa yang berwenang menyematkan status darurat adalah Kemenkes. Kementerian tersebut telah memiliki ukuran untuk menilai seberapa besar dampak dari penyakit campak dan rubella tersebut.

Jika tidak melakukan vaksin, penyakit campak dan rubella dapat berakibat fatal, seperti pneumonia, radang otak, hingga kematian. Belum lagi kerugian ekonomi untuk biaya perobatan.

MUI meyakini hasil evaluasi dampak buruk yang dilakukan oleh Kemenkes. Oleh sebab itu, pihaknya menjadikan hal tersebut sebagai dasar mengeluarkan fatwa tersebut.

"Kalau sudah diukur ini bahaya atau tidak, maka MUI mengatakan kalau bahaya itu harus dicegah," ujar dia.

Baca juga: Polemik Vaksin MR di Aceh Belum Selesai...

"Menghilangkan bahaya dalam agama itu suatu kewajiban, apalagi bahaya itu kita yakini. Kita yakin karena infonya dari Kemenkes," lanjutnya.

Oleh sebab itu, ia melihat program imunisasi tersebut haruslah dilaksanakan untuk menghilangkan dampak buruk dari kedua penyakit itu.

Saat ini, program imunisasi MR masih menuai pro dan kontra terkait kehalalannya tersebut. Hal tersebut berdampak pada rendahnya pencapaian program ini.

Hingga 17 September 2018, capaian imunisasi MR di luar Pulau Jawa hanya bertengger pada angka 49,07 persen. Padahal, targetnya adalah 83,98 persen di waktu yang sama.

Kompas TV Soal kehalalan vaksin itu, orang nomor satu di Jambi itu siap menanggung dosanya jika vaksin itu haram.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com