Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni juga menyayangkan pernyataan Farhat itu.
Ia menegaskan, pernyataan Farhat melalui akun media sosialnya itu tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut TKN Jokowi-Ma'ruf.
"Kami akan memberikan teguran internal ke Bang Farhat. Ini bukan narasi Jokowi-Maruf," kata Sekjen Partai Solidaritas Indonesia itu.
Raja menegaskan, setiap anggota tim kampanye memang mempunyai gaya sendiri-sendiri dalam mengampanyekan pasangan Jokowi-Ma'ruf. Namun, cara-cara yang membawa isu primordial tak bisa dibenarkan.
Baca juga: Farhat Abbas Ditegur TKN Jokowi-Maruf, Ini Kata Muhaimin Iskandar
"Kami tak pernah memainkan isu agama, membangun sentimen primordial apalagi mengaitkan ini dengan akhirat. Ini soal duniawi kok," kata Raja.
Raja juga sekaligus mengklarifikasi posisi Farhat Abbas di TKN Jokowi-Ma'ruf.
Awalnya, Farhat Abbas sempat mengaku sebagai juru bicara dan sudah mengikuti pelatihan bersama 100 orang lainnya.
Namun, pada akhirnya, juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf dibuat mengerucut dan hanya diisi beberapa orang saja. Farhat Abbas tak masuk ke dalam daftar jubir.
"Farhat memang tidak jadi jubir, tapi jadi bagian dari tim kampanye," kata dia.
Menanggapi polemik dan tanggapan atas unggahannya, Farhat Abbas meminta maaf.
"Yaudah kalau keberatan akhirnya saya tinggal minta maaf saja," kata Farhat saat dihubungi, Rabu (12/9/2018).
Permintaan maaf juga sudah disampaikan Farhat melalui akun Instagram-nya.
Baca juga: Ditegur karena Unggahan di Instagram, Farhat Abbas Minta Maaf
Farhat mengatakan, sebenarnya ia menulis pantun itu karena merasa Jokowi sebagai presiden tak hanya membangun jembatan untuk infrastruktur.
Menurut dia Jokowi membangun jembatan ke surga lewat kebijakan revolusi mental.
"Jadi orang-orang yang belum mengerti itu ilmunya belum sampai. Pantun itu berbalas pantun. Kata berbalas kata," kata Farhat.
"Enggak ada yang salah. Kalau saya ditegur karena takut terganggu, ya saya minta maaf," tambah caleg PKB tersebut.